News

Pemindahan Ibu Kota, Ambisi Pribadi dan Narsisisme Jokowi

Staf khusus Presiden Jokowi, Billy Mambrasar, menjelaskan alasan pemindahan ibu kota negara ke Nusantara. Billy menepis penindahan ibu kota ke Penajam Paser Utara karena ambisi pribadi Jokowi.

Salah satu alasan Jokowi memindahkan ibu kota karena mantan Wali kota Solo itu ingin mengurangi pembangunan yang selama ini bersifat Jawa sentris

“Mengurangi citra Indonesia yang Jawasentris dengan memindahkan letak ibu kota negara yang selama ini berada di Pulau Jawa. Akibatnya sejumlah besar kota paling maju di Indonesia berada di pulau yang sama dengan ibu kota negara yang berada di Jakarta di pulau Jawa,” kata Billy dalam keterangan tertulis, Selasa (15/3/2022).

Billy menambahkan, pemindahan ibu kota dapat mewujudkan pemerataan pembangunan. Pemindahan IKN diharapkan bisa memperluas cakupan koordinasi pemerintah pusat dan pemerintah daerah.

Billy menceritakan, Jokowi pernah memanggil seluruh stafsus pada Maret 2020. Dalam kesempatan itu, Jokowi memberikan masukan terkait desain IKN agar menjadi pusat pendidikan dan inovasi Indonesia. Billy kemudian menyusun satu halaman strategi dan konsep untuk mencapai hal tersebut.

“Respons dari Pak Jokowi kepada saya adalah sebagai berikut: ‘Mas Billy, saya ikuti cerita perjuangan mas Billy, dan anak-anak Papua lainnya, yang mengejar pendidikan harus jauh-jauh mengejar hingga ke Jawa. Saya mengharapkan, dengan adanya pembangunan pusat pendidikan berkelas dunia di Ibu kota yang baru ini, yang jaraknya di tengah-tengah, dapat mengurangi jarak tempuh dari anak-anak bangsa di provinsi yang jauh, untuk dapat datang dan belajar. Selain itu, harapannya adalah dapat mendorong pemerataan pendidikan, baik ke Timur, maupun ke barat, ke utara dan ke selatan’,” cerita Billy.

Melalui diskusi itu, Billy baru mengerti bahwa pemindahan IKN bukan untuk menciptakan warisan personal Jokowi.

“Saya belajar bahwa sebenarnya, yang dipikirkan oleh Pak Jokowi dari memindahkan ibu kota negara ini, bukanlah untuk menciptakan legacy pribadi beliau, seperti dituduhkan berbagai pihak. Bukan pencitraan dan narsisisme personal seperti serangan berbagai pihak. Bukan pula untuk melemahkan dan menyerang pemerintah daerah tertentu dalam rangka melanggengkan kekuasaan, atau juga bukan sebuah ambisi pribadi semata tanpa arah dan liar,” kata Billy.

Billy menyampaikan Jokowi hanya ingin pusat pemerintahan dapat diakses seluruh masyarakat dan pemerataan pembangunan untuk seluruh rakyat Indonesia dapat diwujudkan. Dengan pemindahan IKN ini, warga dari berbagai daerah bisa merasakan manfaat pembangunan.

“Pak Jokowi yang adalah orang asli Jawa, tidak menginginkan Indonesia menjadi terlalu Jawasentris. Pak Jokowi ingin agar semua warga negara, termasuk saya dan saudara-saudara saya dari Indonesia Timur, bisa lebih merasakan kehadiran negara, karena letak geografis ibu kota negara kami, digeser lebih dekat ke provinsi kami,” ujar Billy.

“Jadi, untuk Siapa Pak Jokowi ‘Bangun Paksa’ IKN? Untuk kita semua, yah, terlebih khusus kita semua yang selama ini tinggal di titik-titik terjauh Nusantara, yang sulit merasakan hadirnya negara ini, dapat merasakan hangatnya proses pembangunan dari sentra pemerintahan yang letaknya lebih dekat dengan kita,” tandas Bily.

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Back to top button