Penampakan Rumput Stadion Utama GBK, H-7 Jelang Jumpa Jepang

Jumat, 8 November 2024 – 14:20 WIB

(Rumput GBK jelang pertandingan Indonesia Vs Jepang. Dokumentasi: Inilah.com/ Harris Muda)

Berita Terkini, Eksklusif di WhatsApp Inilah.com

+ Gabung

Kondisi rumput Stadion Utama Gelora Bung Karno (GBK) menjadi bahan pertanyaan menjelang laga akbar antara Timnas Indonesia versus Jepang, yang akan diselenggarakan Jumat (15/11/2024).

Tujuh hari menjelang pertandingan, atau Jumat (8/6/2024) Ketua Umum (Ketum) PSSI Erick Thohir dalam inspeksinya ke stadion berkapasitas 70 ribu penonton itu mengatakan, kondisi rumput sudah terbilang sangat baik.

“Kondisi rumput tentu ini yang terbaik menurut saya yang pernah saya rasakan,” ungkap sosok yang akrab disapa Etho.

Awak media yang hadir secara langsung sempat melihat lebih dekat kondisi rumput SU-GBK.

Secara kasar mata, kondisi rumput terlihat jauh lebih baik dari sebelumnya. Namun di beberapa titik, masih terdapat beberapa bagian yang tidak hijau secara merata. Di beberapa titik lapangan lainnya juga masih terlihat menguning.

“Tinggal ini menjaga konsistensinya, tapi saya kira pihak GBK sangat serius, san kami PSSI sangat apresiasi,” kata Etho.

Advertisement

Sebelumnya, Pusat Pengelolaan Komplek Gelanggang Olahraga Bung Karno (PPK-GBK) memastikan rumput Stadion Utama GBK dalam keadaan optimal saat Indonesia berhadapan dengan Jepang dalam lanjutan kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia putaran ketiga, November mendatang.

Direktur Pembangunan dan Pengembangan Usaha PPK-GBK, Mokhamad Rofik Anwar menjelaskan, sejumlah langkah telah diambil untuk memperbaiki kondisi lapangan, mulai dari perawatan hingga pemotongan rumput.

Perawatan intensif terus dilakukan, setelah pengelola melakukan revitalisasi besar-besaran sejak Juni 2024.

“Dan saat ini kami sudah melakukan berbagai tahapan, mulai dari verticut, aerasi, pemupukan, dan lain-lainnya, yang kami harapkan akhir bulan ini sudah mulai berkembang baik. Kami optimis untuk menjamu pertandingan Indonesia vs Jepang dan Arab Saudi nanti lapangan kita bisa bagus,” kata Rofik kepada Inilah.com di Jakarta, dikutip Jumat (11/10/2024).

Adapun sebelum itu rumput lapangan Stadion Utama GBK sempat mendapatkan kritik tajam setelah digunakan dalam laga melawan Australia di matchday kedua kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia putaran ketiga.

Dalam pertandingan yang berakhir imbang 0-0, banyak masyarakat dan warganet mengeluhkan kondisi rumput stadion yang dinilai kurang optimal, terutama karena dianggap terlalu tebal dan tinggi.

Selain itu, warganet juga menyoroti area-area rumput yang tampak terlepas dari tanah, serta permukaan lapangan yang terlihat tidak rata, sehingga mempengaruhi kualitas permainan.

Rofik menjelaskan bahwa kondisi tersebut terjadi karena proses pemeliharaan rumput pasca-revitalisasi yang belum sepenuhnya selesai.

Rumput yang digunakan saat itu baru berumur sekitar satu bulan, sementara idealnya, rumput harus tertanam minimal tiga bulan sebelum siap digunakan untuk pertandingan.

“Dan karena baru dipindahin itu belum ada verticut. Verticut itu pemotongan dasar. Sehingga kemarin terlihat, bahasanya agak ‘gondrong’. Dan ini sudah kami potong semuanya. Kami potong verticut sehingga tingkat kerataannya itu juga makin rata,” kata Rofik menjelaskan.

Lebih jauh, Rofik mengatakan normalnya, rumput yang baru dipindahkan memerlukan waktu untuk tumbuh optimal dalam beberapa aspek, yaitu panjang akar yang harus tumbuh ke bawah, pertumbuhan horizontal ke samping, serta pertumbuhan vertikal ke atas.

“Nah kalau baru ditanam satu bulan biasanya agak kurang karena kepanjangan rumput yang ideal bagi FIFA itu kan 10 cm. Dan kalau 3 bulan aja itu baru 7 cm. Memang standar minimal 7 cm,” sambungnya.

Topik

BERITA TERKAIT