Pendapatan tak Cukup Bayar Utang Kereta Whoosh, Mardigu: Gede Amat Dungunya


Sejak beroperasi pada 17 Oktober 2023 hingga 9 Juli 2024, PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) mencatat hampir 4 juta penumpang terangkut Kereta Cepat Jakarta Bandung (KCJB), sekarang Kereta Whoosh.

Tapi jangan bangga dulu, berapa pendapatan KCIC dari mengangkut 4 juta penumpang itu? Cukupkah untuk membayar utang pembangunan kereta cepat? 

Manager Corporate Communication KCIC Emir Monti mengatakan, 9 bulan beroperasi, jumlah penumpang kereta Whoosh nyaris 4 juta penumpang. Terbagi atas 3.681.996 penumpang kelas premium economy. Sementara  untuk business class sebanyak 161.176 penumpang, dan first class sebanyak 80.571 penumpang.

Sehingga bisa diperkirakan pendapatan KCIC dari kereta Whoosh sekitar Rp825 miliar dalam 9 bulan. Atau rata-rata Rp92 miliar/bulan. 

Penghasilan sebesar itu, jelas tak cukup untuk membayar utang pembangunan kereta Whoosh yang harus dibayar KCIC sekitar Rp226,9 miliar/bulan.

“Gede amat dungu-nya, eh..bunganya,” dikutip dari akun pribadi pengusaha sekaligus YouTuber, Mardigu Bossman yakni @mardigugwp, Jakarta, Sabtu (13/7/2024).

Sebelumnya, anggota Komisi XI DPR Anis Byarwati telah mengitung bahwa cicilan ditambah bunga utang yang harus dibayar KCIC mencapai Rp116,9 miliar/bulan. “Utang plus bunga mencapai Rp226,9 miliar per bulan,” kata Srikandi PKS itu.

Anis mengatakan, angka itu berasal dari pembengkakan biaya dan harus membayar USD550 juta. Angka itu setara dengan Rp8,5 triliun dengan bunga 3,4 persen dan tenor 30 tahun.

“Ini kan 30 tahun, Pak Jokowi sudah tidak menjabat, tentu saja dibebankan ke pemerintah selanjutnya,” kata Anis.

Anis menakar kemampuan Indonesia membayar utang tersebut, cukup sulit. Mengacu pernyataan Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi yang menargetkan Kereta Whoosh harus melakukan 68 perjalanan dalam sehari. 

“68 perjalanan itu, baru untuk bayar utang. Kan (Kereta Whoosh) tidak cuma (bayar) utang tapi cari operasional dan untung,” tutur dia.