Bakal calon wakil gubernur (bacawagub) Jakarta, Rano Karno atau Bang Doel menilai gagasan bacawagub Suswono yang ingin atasi tawuran yang terjadi di kawasan Bassura, Jakarta Timur dengan pendekatan spiritual sudah tepat.
“Salah satu melalui spiritual itu juga tepat. Ya karena anak-anak ini, kita tidak bercampur tentang agama ya, tapi kan mislanya pengajian, majis taklim itu kan tempat sosialisasi sebetulnya kan,” kata Rano di Warung Bang Doel, Jakarta Selatan, Selasa (10/9/2024).
Rano mengatakan bahwa dirinya lebih ingin membangun balai rakyat untuk mengatasi masalah tawuran di Jakarta. Menurutnya, balai rakyat bisa menjadi tempat berkreasi bagi remaja.
“Mereka bersosialisasi, berkreasi. Sekarang ini boleh dikatakan hilang itu. Itulah yang mungkin, walaupun itu bisa harus dilakukan survei, tapi saya yakin ada sedikit dampak dari tidak ada tempatnya anak untuk berekspresi,” ujar Rano.
Menurutnya, balai rakyat akan jadi wadah tepat bagi para remaja untuk mengalirkan energinya, sehingga tak ada lagi kepikiran untuk tawuran. “Banyak tempat lah, banyak yang bisa dilakukan kalau kita punya tempat. Di saat itu hilang, anak-anak mau ke mana? Ekspresi, gitu menurut saya yah,” tambahnya.
Diketahui, tawuran di kawasan Bassura, Jakarta Timur seakan sudah jadi ‘rutinitas’. Aksi ini terakhir terjadi pada Kamis (29/8/2024) dini hari, menimbulkan korban luka dari aparat kepolisian karena disiram air keras.
Situasi ini menarik perhatian bagi pasangan calon Pilgub Jakarta, Ridwan Kamil (RK)-Suswono. Bacawagub Suswono menilai persoalan tawuran ini memiliki kaitan dengan urusan mental.
“Ya soal tawuran ini kan persoalan mental ya, spiritual gitu ya. Makanya nanti pendekatan kaitan dengan spiritual itu juga harus ditingkatkan. Karena problemnya itu kan, penghayatan kepada agama kan lemah kan pasti,” kata Suswono kepada wartawan saat mengunjungi warga di Kampung Melayu, Jakarta Timur, Senin (9/9/2024).
Selain persoalan mental, dia juga meyakini faktor lingkungan ikut mempengaruhi. Dia mengatakan akan melakukan kajian terhadap faktor-faktor yang dinilai mempengaruhi seringnya tawuran di wilayah Jaktim.