Hangout

Pendiri Teater Koma, Nano Riantiarno Meninggal Dunia pada Usia 73 Tahun

Pendiri Teater Koma, Nano Riantiarno meninggal dunia pada usia 73 tahun, Jumat (20/01/2023), pukul 06.58 WIB. Pria yang memiliki nama lengkap Norbertus Riantiarno itu sebelumnya diketahui pernah menjalani perawatan di Rumah Sakit Kanker Dharmais.

Kabar meninggalnya Nano Riantiarno awalnya dibagikan oleh Teater Koma dan dikonfirmasi oleh Jajang C. Noer. Jajang mengatakan dirinya mendapat kabar duka itu melalui Sari Madjid, adik dari ipar dari Nano.

Mungkin anda suka

“Saya ada di Klaten mau syuting. Enggak tahu jam berapa (kabar duka sampai ke Jajang). Yang kasih tahu itu adiknya Ratna (istri Nano), Sari Madjid,” kata Jajang seperti mengutip dari ANTARA.

Masih menurut Jajang, sosok Nano adalah orang yang selalu baik kepada semua orang.

“Nano itu seorang budayawan, juga tokoh teater. Dan lebih dari itu, seorang kawan baik untuk kawan-kawannya termasuk saya, untuk murid-muridnya, anggota Teater Koma. Dia selalu terbuka untuk mengajarkan tentang teater kepada siapa saja. Dan juga kawan baiknya mas Arifin,” papar Jajang.

Belum ada konfirmasi penyebab Nano meninggal dunia dari pihak keluarga. Namun, diketahui Nano sempat menjalani rawat inap di Rumah Sakit Kanker Dharmais.

Jajang mengatakan dirinya sempat menjenguk Nano satu hari sebelum berangkat syuting ke Klaten.

“Ya, waktu itu masih pakai oksigen, ya, di kamar rawat biasa. Tapi, ya, masih pakai oksigen. (Saya duduk) cuma dari kaki tempat tidur saja, saya pegang kakinya, itu saja nggak bisa dipeluk,” kata Jajang.

Nano dikenal sebagai tokoh teater di Indonesia. Dia mendirikan Teater Koma pada 1977 dan hingga kini kelompok teater tersebut masih aktif mementaskan pertunjukan.

Nano menulis sebagian besar karya panggungnya, di antaranya seperti “Rumah Kertas”, trilogi “Opera Kecoa”, “Sampek Engtay”, “Opera Sembelit”, dan sebagainya.

Selain naskah drama, Nano juga menulis skenario film dan televisi seperti “Jakarta Jakarta” (1977) serta menulis novel seperti “Cermin Merah”, “Cermin Bening”, dan “Cermin Cinta”.

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Back to top button