Peneliti Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) Ahmad Heri Firdaus menyatakan Indonesia membutuhkan tambahan dana sebesar Rp1.000 triliun per tahun dalam rasio Produk Domestik Bruto (PDB) guna mewujudkan pertumbuhan ekonomi 8 persen.
“Untuk tumbuh 8 persen maka PDB Indonesia harus bertambah Rp1.000 triliun dari nilai PDB 2024,” kata Heri dalam diskusi bertajuk ‘Peluang dan Tantangan Industri Kimia’ yang digelar di Jakarta, Jumat (14/3/2025).
Menurut dia, selama ini perekonomian Indonesia hanya tumbuh sekitar 5 persen atau setara Rp600 triliun dalam satu tahun. Oleh karena itu, untuk mengoptimalkan pertumbuhan ekonomi nasional, maka dibutuhkan strategi ekonomi yang berfokus pada penguatan sektor jasa dan industri, dengan tetap mendukung sektor pertanian.
Pihaknya [INDEF] sudah membuat skenario pertumbuhan secara sektoral yang nantinya berkontribusi menaikkan pendapatan rasio PDB.
Untuk sektor pertanian dibutuhkan pertumbuhan sebesar 6,07 persen per tahun, pertambangan dan penggalian 8,05 persen, industri pengolahan 8,35 persen, pengadaan listrik dan gas 7,05 persen, konstruksi mesti tumbuh 7,1 persen, perdagangan besar dan eceran 8,83 persen, serta jasa keuangan dan asuransi 6,24 persen.
Apabila melihat dari pertumbuhan ekonomi Indonesia sebelumnya yang pada tahun 2024 tumbuh sebesar 5,03 persen, angka tersebut mengalami pelambatan 0,02 persen secara tahunan (YoY) atau 5,05 persen pada tahun 2023.
“Tantangan utama dalam mengakselerasi ekonomi saat ini antara lain daya beli melambat dan akses pasar yang terbatas,” ujar Heri.
Sebelumnya, Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN/Bappenas) Rachmat Pambudy mengatakan bahwa tidak mustahil pertumbuhan ekonomi delapan persen pada tahun 2029 bisa tercapai.
“Tidak mustahil pertumbuhan ekonomi delapan persen itu bisa tercapai. Memang akhirnya persoalan-persoalan mendasar yang akan menguji kita apakah pertumbuhan ekonomi delapan persen itu tercapai atau tidak,” kata dia, dalam Rapat Kerja bersama Komisi XI DPR RI, Jakarta, Kamis (13/3/2025).
Menurut Menteri Rachmat, hal penting yang harus ditekankan untuk mencapai pertumbuhan ekonomi adalah melakukan sinergi dan kerja sama dalam rangka mengurangi konflik maupun perbedaan pendapat guna mengurangi kegaduhan.