Penembakan Massal di Tambang Batu Bara Pakistan, 21 Orang Tewas


Penembakan massal terjadi di tambang batu bara di Pakistan, menewaskan 21 orang dan melukai enam lainnya. Ini adalah serangan terbaru di Provinsi Balochistan yang bergejolak dan terjadi beberapa hari sebelum pertemuan keamanan besar yang akan digelar di ibu kota.

Pejabat polisi Hamayun Khan Nasir mengatakan para penyerang menyerbu shelter penambang di tambang batu bara di Distrik Duki, Provinsi Balochistan, Kamis (10/10/2024) malam waktu setempat, mengumpulkan para pria dan menembaki mereka.

Sebagian besar korban berasal dari daerah berbahasa Pashtun di Balochistan. Tiga dari korban tewas dan empat dari korban luka-luka adalah warga Afghanistan.

Tidak ada kelompok yang langsung mengeklaim bertanggung jawab atas serangan ini, namun kecurigaan kemungkinan besar akan jatuh pada Tentara Pembebasan Baloch (BLA) yang sering menargetkan warga sipil dan pasukan keamanan.

Kelompok ini melakukan beberapa serangan pada Agustus lalu yang menewaskan lebih dari 50 orang, sementara pihak berwenang menanggapi dengan membunuh 21 pemberontak di provinsi tersebut.

Di antara korban tewas termasuk 23 penumpang yang sebagian besar berasal dari Provinsi Punjab bagian timur yang ditembak mati setelah diambil dari bus, kendaraan, dan truk di distrik Musakhail di Balochistan.

Serangan terbaru ini menuai kecaman keras dari Menteri Dalam Negeri Pakistan Mohsin Naqvi dan Ketua Menteri Balochistan Sarfraz Bugti, yang mengatakan bahwa ‘teroris sekali lagi menargetkan para pekerja miskin’.

Bugti menambahkan, para penyerang kejam dan memiliki agenda untuk mengguncang kestabilan Pakistan. “Pembunuhan pekerja tak bersalah ini akan dibalas,” katanya dalam sebuah pernyataan, seperti dilansir Associated Press, Jumat (11/10/2024).

Naqvi juga menyatakan mereka yang membunuh para pekerja tidak akan bisa lolos dari jeratan hukum.

Provinsi Balochistan adalah rumah bagi beberapa kelompok separatis yang ingin merdeka. Mereka menuduh pemerintah federal di Islamabad mengeksploitasi sumber daya minyak dan mineral Balochistan secara tidak adil dengan mengabaikan penduduk setempat.

Pada Senin (7/10/2024), kelompok BLA mengeklaim bertanggung jawab atas serangan terhadap warga negara China di luar bandara terbesar Pakistan. Ribuan warga China bekerja di Pakistan, sebagian besar terlibat dalam inisiatif Jalur Sutra bernilai miliaran dolar AS milik Beijing.

Ledakan, yang menurut BLA dilakukan oleh seorang pembom bunuh diri, juga menimbulkan pertanyaan tentang kemampuan pasukan Pakistan dalam melindungi acara-acara profil tinggi atau warga asing di negara tersebut.

Islamabad akan menjadi tuan rumah pertemuan puncak minggu depan yang diadakan oleh Organisasi Kerja Sama Shanghai, sebuah kelompok yang didirikan oleh China dan Rusia untuk menentang aliansi Barat. Pihak berwenang telah memperketat keamanan di ibu kota dengan mengerahkan pasukan untuk mencegah tindakan terorisme.

Kementerian Dalam Negeri Pakistan pekan ini telah memberi tahu empat provinsi di negara tersebut untuk mengambil langkah tambahan untuk meningkatkan keamanan, karena kelompok separatis dan Taliban Pakistan dapat melancarkan serangan di tempat umum dan instalasi pemerintah.

Pembunuhan penambang terjadi beberapa jam setelah pengusaha Arab Saudi dan Pakistan menandatangani 27 nota kesepahaman senilai US$2 miliar untuk investasi di berbagai sektor, termasuk pertambangan di Balochistan yang kaya minyak dan gas.

Perdana Menteri Pakistan Shehbaz Sharif menghadiri penandatanganan nota kesepahaman di Islamabad.

Arab Saudi juga tertarik berinvestasi di Reko Diq, sebuah distrik di Balochistan yang terkenal dengan kekayaan mineralnya, termasuk emas dan tembaga.

Pelabuhan Gwardar di Balochistan adalah bagian penting dari Koridor Ekonomi China Pakistan, bagian dari inisiatif infrastruktur Jalur Sutra yang luas dari Beijing, dan BLA telah meminta orang-orang China untuk meninggalkan provinsi tersebut agar terhindar dari serangan.