News

Penghina Nabi Muhammad Salman Rushdie Ditikam 15 Kali di New York

Novelis kontroversial ‘the satanic verses’ atau ayat-ayat setan, Salman Rushdie, ditikam di sebuah acara sastra di New York pada Jumat (12/8/2022) waktu setempat.

Dalam acara yang diselenggarakan oleh Institusi Chautauqua itu, Salman Rushdie ditikam sesaat naik ke panggung untuk membahas tentang negara Amerika Serikat yang bisa digunakan sebagai negara perlindungan bagi penulis dan seniman di pengasingan.

Salman Rushdie memang penulis yang hidup di pengasingan. Dia sempat tinggal di Inggris kemudian bersembunyi di New York selama lebih dari 30 tahun. Selama bersembunyi, ia menggunakan nama samaran dan jarang muncul ke publik. Namun sejak peristiwa 11 September 2001 ia mulai memberanikan diri tampil ke publik.

Sebelum ditikam sebanyak 15 kali, Salman Rushdie ditinju dan dipukul berulang di bagian dada dan leher.

Dr Martin Haskell yang menangani Rushdie mengatakan, organ tubuh Rushdie mengalami kerusakan parah, seperti hati, beberapa bagian saraf di lengan yang terputus, dan kemungkinan besar bakal kehilangan penglihatan.

Literary agent Salman Rushdie, Andrew Wylie, yang mengurus penerbitan karya kontroversialnya mengatakan kondisi kesehatan Salman belum stabil. Untuk bernafas pun ia harus menggunakan ventilator.

Novel terakhirnya dinilai menghina Nabi Muhammad. Sebagian ceritanya terinspirasi dari kisah hidup Nabi. Umat Islam menganggap novel tersebut penuh unsur SARA hingga tak boleh beredar di India dan bahkan menyulut kerusuhan di Pakistan.

Karya Salman Rushdi juga membuat mendiang pemimpin Iran, Ayatollah Agung Ruhollah Khomeini mengeluarkan fatwa 1989 atau dekrit yang menyerukan kematian Salman Rushdie.

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Back to top button