Market

Selamat dari Jebakan COVID-19, Pengusaha Harap Jokowi Batal Naikkan BBM Subsidi

Jumat, 02 Sep 2022 – 20:56 WIB

Selamat dari COVID-19, Pengusaha Harap Jokowi Batal Naikkan BBM

Demo tolak kenaikan harga BBM subsidi. (Pikiran-Rakyat).

Saat ini, pengusaha dilanda ketar-ketir dengan rencana penaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) subsidi. Kalau pilihan Presiden Jokowi naik, pengusaha yang baru saja pulih bakal kelimpungan lagi.

Wakil Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo), Shinta Kamdani menyebut, saat ini bukan waktu yang tepat untuk menaikkan harga BBM subsidi.

Selama ini, kata Shinta, pengusaha telah mengeluarkan biaya produksi yang cukup tinggi akibat pandemi serta ketidakpastian ekonomi global. “Yang jelas, kalau ditanya, kita enggak siap sekarang (kenaikan harga BBM subsidi). Yang jelas waktunya bukan sekarang,” tutur Shinta, dikutip Jumat (2/9/2022).

Sebelum harga BBM subsidi benar-benar naik, dirinya mengingatkan lagi soal inflasi tinggi. Pada 2005, misalnya, Badan Pusat Statistik (BPS) menghitung inflasi melejit 17 persen dampak dari kenaikan harga BBM. Sedangkan pada 2013, kenaikan harga BBM memnatik inflasi bergerak ke level 8,38 persen, dan 2014 inflasinya 8,36 persen.

“Kenaikan harga bahan pangan yang tinggi, jelas menurunkan (daya beli). Makanya harus di boost dengan insentif. Kalau adanya bansos, saya sepakat bahwa itu sangat dibutuhkan,” ujarnya.

Diakui Shinta, pengusaha tak bisa berbuat banyak atas keputusan pemerintah terkait harga BBM subsidi. Apalagi, pemerintah selalu menyebut kenaikan harga minyak mentah dunia serta bengkaknya subsidi BBM, sebagai alasan penaikan harga BBM subsidi. Padahal, saat ini, harga minyak dunia masuk tren turun lebih dari 3 persen.

Sebut saja minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Oktober, turun US$ 2,94 atau setara 3,3 persen menjadi US$86,61 per barel di New York Mercantile Exchange. Sedangkan minyak mentah berjangka jenis Brent untuk pengiriman November, turun US$3,28, atau setara 3,4 persen, menjadi US$92,36 per barel di London ICE Futures Exchange.

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Back to top button