News

Pentingnya Efek Rotasi Matra bagi Internal TNI dan Efeknya

Minggu, 27 Nov 2022 – 19:16 WIB

Pengamat militer Susaningtyas Kertopati 

Pengamat militer Susaningtyas Kertopati menyoroti pentingnya rotasi matra bagi internal TNI dalam sebuah diskusi di Jakarta, Minggu (27/11/2022). (Foto: Inilah.com/ Dea Hardianingsih)

Pergantian Panglima TNI dinilai menjadi salah satu topik yang santer dibicarakan publik belakangan ini. Salah satunya mengenai rotasi dari tiga matra yang ada. Setelah Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa dari Angkatan Darat (AD), muncul pertanyaan tentang matra yang akan menggantikannya di posisi tertinggi TNI.

Ketua Bidang Pertahanan, Keamanan, dan Siber DPP Partai Perindo Susaningtyas Kertopati mencermati rotasi matra untuk menjabat Panglima TNI penting dilakukan.

Rotasi dilakukan untuk kepentingan organisasi dan agar menaikan moral prajurit dalam internal TNI yang kepala stafnya diangkat sebagai Panglima TNI serta agar berkeadilan.

“Rotasi matra itu penting, satu untuk berkeadilan,” kata perempuan yang akrab disapa Nuning itu di Kantor DPP Partai Perindo, Menteng, Jakarta, Minggu (27/11/2022).

Kedua, pengamat militer itu menyebutkan rotasi juga dapat berdampak psikologis kepada prajurit. Sebab, pimpinan matranya mendapatkan amanah untuk memimpin TNI secara keseluruhan.

“Secara psikologis itu membangkitkan semangat prajurit, keyakinan, kepercayaan prajurit di matra terkait di mana kepala stafnya menjadi panglima TNI, jadi ya ada baiknya rotasi itu dilakukan,” ujarnya.

Meski begitu, Nuning menyatakan rotasi akan dilakukan atau tidak dalam menentukan Panglima TNI sepenuhnya merupakan hak prerogatif dari Presiden Joko Widodo.

Sebagaimana diketahui, Panglima TNI Jenderal Andika akan memasuki masa pensiun pada 21 Desember 2022. Baru-baru ini, spekulasi bahwa KSAL Laksamana Yudo Margono akan menjabat Panglima TNI menguat setelah dia bertemu dengan dengan Menteri Sekretariat Negara (Mensesneg) Pratikno di Kantor Setneg belum lama ini. Penunjukan Yudo juga diyakini tidak menimbulkan gejolak internal TNI karena hubungannya yang harmonis dengan Jenderal Andika Perkasa.

Bahan pertimbangan

Nuning menyoroti usia, pendidikan, dan prestasi yang harus dipertimbangkan Presiden Jokowi dalam menentukan Panglima TNI yang baru. “Selama ini kalau saya lihat masalah prestasi ini dinomorsekiankan sehingga tidak terlihat bahwa seseorang itu dianggap patut karena prestasinya,” kata  Nuning.

Menurut dia, pergantian Panglima TNI selama ini hanya didasari oleh hak prerogatif presiden saja. Pendidikan calon Panglima TNI, lanjut dia, harus diutamakan agar Indonesia memiliki TNI yang berkelas dunia.

“Saya sangat berharap bahwa TNI ke depan menjadi TNI yang world class, berkelas dunia, itu penting,” tambah dia.

Nuning menegaskan kapasitas Panglima TNI mendatang akan mempengaruhi kualitas pertahanan Indonesia. “Tentunya, khusus kepada TNI itu juga sebagai penjaga NKRI pertahanan NKRI harus berkualitas, SDM-nya pun juga harus ditingkatkan lebih baik,” kata mantan Anggota Komisi I DPR itu.

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Back to top button