News

Penumpukan Penumpang di Bandara Soetta karena Armada Hanya Satu

Penumpukan penumpang di Bandara Bandara Soekarno Hatta karena armada hanya satu. Bahkan video penumpukan pekerja migran Indonesia (PMI) terjadi di Terminal 3  itu ramai di media sosial.

Anggota Komisi VIII DPR RI MF Nurhuda Y, meminta Satgas COVID-19 cepat mengambil langkah antisipasi. Khususnya bagi penumpukan penumpang yang baru datang dari luar negeri. Hal ini sekaligus mencegah meluasnya varian Omicron masuk ke Indonesia.

Nurhuda menjelaskan sesuai protokol kesehatan, mereka harus melakukan karantina sesuai Surat Edaran (SE) Satgas Nomor 25/2021 dan kebijakan pelaku perjalanan internasional itu berlaku efektif mulai 14 Desember 2021 sampai dengan waktu yang ditentukan.

“Masalahnya Wisma Atlet Kemayoran, Jakarta yang menjadi rujukan karantina bagi PMI sempat terkena ‘lockdown’ karena ada petugas kebersihan yang terjangkit varian Omicron. Belum lagi masih banyak PMI yang belum selesai menjalani karantina di Wisma Atlet,” kata Nurhuda di Jakarta, Senin (21/12/2021).

Penumpukan Penumpang Butuh Solusi

Nurhuda meminta Satgas COVID-19 mencari solusi cepat agar tidak terjadi lagi penumpukan penumpang dari luar negeri di Bandara Soekarno Hatta. Misalnya menyediakan bus tambahan untuk penjemputan dan menyediakan alternatif tambahan tempat karantina.

“Armada bus untuk penjemputan banyak tapi yang mengantar di Wisma Atlet belum menurunkan penumpang karena kamar karantina belum tersedia. Kasihan banyak perempuan dan anak-anak, bahkan ada yang masih bayi tertidur di lantai Bandara Soekarno Hatta,” tutup dia.

Adapun kasus varian COVID-19 Omicron sudah ditemukan di Indonesia. Pasien yang terkonfirmasi pekerja pembersih di Rumah Sakit Wisma Atlet. Ada tiga pasien dan sedang menjalani karantina di rumah sakit Wisma Atlet. Ketiganya tidak mengalami gejala dalam kondisi sehat.

“Satu dari tiga itu positif Omicron. Yang duanya tidak. Ketiga orang ini tanpa gejala, masih sehat, tidak ada demam, tidak ada batuk-batuk,” kata Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin, Kamis (16/12/2021).

Menkes menekankan agar masyarakat Indonesia tidak perlu panik atas temuan dari varian Omicron di Indonesia. Hal yang terpenting saat ini adalah bagaimana menjalankan hidup dengan normal.

Jangan lalai dan tetap menerapkan protokol kesehatan (Prokes). Masyarajat jangan kendor untuk terus memakai masker dan menjaga jarak. Pastikan tidak terlalu berkerumun pada acara dengan banyak orang.

 

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Willi Nafie

Jurnalis, setia melakukan perkara yang kecil untuk temukan hal yang besar
Back to top button