News

Penundaan Pemilu Buang Energi dan Waktu, Hamdan Zoelva Ajak Kembali ke Akal Sehat

Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) Hamdan Zoelva menyarankan para pimpinan parpol pengusung ide penundaan Pemilu 2024 untuk kembali ke akal sehat.

Hamdan bilang, sebaiknya urungkan ide tersebut karena hanya menguras energi dan buang waktu. Jalankan tata kelola negara dengan wajar-wajar saja.

“Jadi persoalan begitu sangat rumit (penundaan Pemilu 2024), maka jangan pikirkan penundaan pemilu dan perpanjangan masa jabatan itu. Karena hanya cari-cari masalah dan menguras energi bangsa yang tidak perlu. Jalankan yang normal saja, negara aman-aman saja,” papar Hamdan dikutip dari akun twitter @hamdanzoelva, Sabtu (26/2/2022).

Dalam twitternya, Hamdan membeberkan sejumlah poin yang berisi tahapan apabila penundaan pemilu 2024 jadi dilaksanakan. kesimpulannya rumit dan melelahkan. Kalau dipaksakan bisa membuat Indonesia menjadi negara yang terbelah-belah karena kuatnya perbedaan di kalangan elit politik.

Karena, menurut mantan anggota DPR asal Partai Bulan Bintang (PBB) ini, penundaan pemilu melahirkan sejumlah kompetisi. Misalnya, siapakah yang menjabat presiden, wapres, kabinet (menteri, DPR, MPR, DPRD? Karena semuanya habis masa jabatan pada September 2024.

Kalau presiden dan wapres diberhentikan lantaran pemilu ditunda, siapakah penggantinya? Menurut UUD adalah triumvirat yakni mendagri, menlu dan menhan. “Masalahnya, mendagri, menhan dan menlu habis masa jabatannya bersamaan dengan habis masa jabatan presiden dan wapres yang mengangkatnya,” papar Hamdan.

Atau MPR, lanjut Hamdan, memilih presiden dan wapres sesuai yang diusulkan parpol dan memperoleh suara terbanyak pertama atau kedua dalam pilpres 2019. Namun, masalahnya tetap rumit dan menguras energi.

Jadi benar saran Hamdan Zoelva, sebaiknya dihentikan wacara penundaan Pemilu 2024. “Lagi pula, skenario penundaan pemilu merampas hak rakyat menentukan pemimpinnya setiap 5 tahun sekali,” pungkas Hamdan.

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Iwan Purwantono

Mati dengan kenangan, bukan mimpi
Back to top button