Percepat UMKM Naik Kelas, Inilah Marketplace Pilihan Brand Lokal

Jumat, 15 November 2024 – 21:44 WIB

Pelaku UMKM banyak pasarkan produk melalui marketplace milik PLN. (Foto: Antara/HO-PLN).

Pelaku UMKM banyak pasarkan produk melalui marketplace milik PLN. (Foto: Antara/HO-PLN).

Berita Terkini, Eksklusif di WhatsApp Inilah.com

+ Gabung

Untuk mengembangkan sektor usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) agar cepat naik kelas melalui perdagangan digital atau e-commerce, Kementerian Perdagangan (Kemendag) harus memiliki strategi yang ampuh.

Dalam hal ini, menggandeng lembaga riset pasar terkemudi dunia, yakni Snapcart Indonesia dalam memotret potensi UMKM dikembangkan lewat e-commerce. Termasuk mengetahui aplikasi pasar digital yang paling disukai UMKM. Langkah ini penting agar bisa menentukan arahan demi percepatan naik kelasnya UMKM.

“Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis marketplace pilihan UMKM dan brand lokal, serta mengukur kontribusi mereka dalam meningkatkan daya saing ekonomi digital secara keseluruhan. Sekaligus memberikan wawasan mengenai tingkat kepuasan, preferensi, dan faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan mereka,” kata Helena Suri, Senior Research Manager Snapcart di Jakarta, Jumat (15/11/2024).

Sebagai bagian integral dari ekosistem ekonomi digital, kata Helena, marketplace memiliki peran penting dalam mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia, terutama dalam memperkuat daya saing produk lokal.

Advertisement

Advertisement

Berdasarkan laporan e-Conomy SEA oleh Google, pada 2023, nilai ekonomi digital Indonesia diperkirakan US$82 miliar atau etara Rp1.271 triliun (kurs Rp15.500/US$). Dan, menargetkan realisasi ekonomi digital pada 2025 mencapai US$110 miliar. Atau setara Rp1.705 triliun,

“Angka ini menunjukkan potensi marketplace sebagai salah satu katalis penting dalam pertumbuhan ekonomi lokal serta peningkatan daya saing nasional,” kata Helena.

Untuk itu, kata dia, pemain e-commerce di Indonesia, seperti Tokopedia, TikTok Shop, Shopee, dan Lazada sepertinya masih menjadi pemain papan tengah yang dapat memperkokoh peluang dan kesempatan di kalangan brand lokal dan UMKM.

“Dalam lanskap e-commerce Indonesia yang kian kompetitif, upaya para pemain utama berlomba menawarkan inisiatif program, strategi inovatif, layanan, serta fitur interaktif sepertinya semakin menarik untuk ditelusuri,” ungkapnya.

Maka itu, lanjut Helena, Snapcart pada kuartal IV-2024, sekaligus menyambut Festival Belanja Akhir Tahun, meluncurkan riset bertajuk “Marketplace Pilihan UMKM: Pengalaman Berjualan Terbaik”. Riset dilakukan dalam 3 bulan terakhir, dilakukan dengan metode daring terhadap 250 respondens dari kalangan pelaku usaha lokal, berusia 24 hingga di atas 35 tahun yang tersebar di seluruh Indonesia.

“Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis marketplace pilihan UMKM dan brand lokal, serta mengukur kontribusi mereka dalam meningkatkan daya saing ekonomi digital secara keseluruhan. Sekaligus memberikan wawasan mengenai tingkat kepuasan, preferensi, dan faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan mereka,” kata Helena.

Sebagai perusahaan riset pasar terkemuka didunia, kata Helena, Snapcart ingin mengungkap berbagai aspek utama yang memengaruhi brand lokal dan UMKM dalam memilih platform e-commerce untuk berjualan.

Aspek-aspek tersebut tidak hanya memperkuat daya tarik, tetapi juga memberikan nilai lebih lewat pengalaman berjualan yang lebih efisien dan efektif.

Sejalan dengan data tersebut, Shopee menempati peringkat pertama sebagai e-commerce yang memberikan keuntungan bagi penjual dengan persentase 71 persen. Diikuti Tokopedia (12 persen), TikTok Shop (11 persen), Lazada (3 persen), dan lainnya (2 persen).
 

Topik

BERITA TERKAIT