Market

Perdagangan Aset Kripto tak Pernah Sepi Peminat, Ketua MPR Dorong Regulasinya Segera Dibuat

Ketua MPR Bambang Soesatyo (Bamsoet) bilang, Indonesia harus mulai membahas regulasi mata uang kripto. Alasannya, investasi uang kripto banyak peminatnya.

Saat ini, Bamsoet menilai, pelaku investasi kripto di Indonesia, masih malu-malu atau tepatnya tak berani muncul karena belum adanya payung hukum. “Hari ini kita akui ada kekosongan hukum yang harus kita tatap. Saya selalu didatangi masyarakat melakukan pengaduan, bahwa uangnya yang ditabung bertahun-tahun lenyap,” ujar Bambang dalam acara pengukuhan pengurus Indonesia Crypto Consumers Association (ICCA) dan Perkumpulan Konsultan Hukum Aset Kripto Indonesia (PKHAKI) di Hotel Kampinsky, Jakarta, Jumat (1/4/2022).

Dia mengatakan, saat ini, ekonomi digital di berbagai belahan dunia, berkembang cukup pesat. Bahkan di beberapa negara, menetapkan uang kripto sebagai alat transaksi resmi. Namun Indonesia, belum mengakui uang kripto sebagai alat transaksi maupun investasi. Hal ini wajar karena belum ada dasar, atau payung hukum dari pemerintah.
“Beberapa kali saya panggil dan undang (ICCA) untuk saya bisa memahami kita masuk ke dunia seperti apa,” imbuh politisi senior Partai Golkar ini.

Bamsoet mengaku sempat mempelajari soal dunia kripto dari kaum milenial yang tergabung dalam ICCA. Setelah paham akan seluk-beluk dunia kripto, dia menyimpulkan, perdagangan uang digital ini punya prospek besar untuk berkembang. Apalagi, uang kripto cukup efektif dalam mencegak praktik cuci uang. “Karena kita masuk ke dunia yang berubah sama sekali, dimana alat tukar atau transaksi seperti sekarang ini, Ethereum, bitcoin dan sebagainya. Ini bisa mencegah dana-dana teroris, dana narkoba dan dana korupsi,” ungkapnya.

Dia bilang, saat ini, pemerintah masih terus menggodok soal perkembangan mata uang kripto. Bahkan Bank Indonesia sudah berencana mengeluarkan rupiah digital menyikapi pesatnya perkembangan mata uang kripto. “Sekarang dunia tidak dibatasi negara atau waktu. Kita akan memiliki alat bayar yang sama. BI sudah membahas untuk membuat rupiah digital,” katanya.

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Back to top button