Seorang perempuan berusia 77 tahun sedang bersantai di rumah ketika ia merasakan dan melihat tangan kirinya perlahan-lahan, dengan sengaja membelai wajah dan rambutnya sendiri. Anehnya, ia tidak merasa menggerakkannya.
Bahkan, ia mencoba meraihnya dengan tangan kanannya untuk menghentikannya tetapi tidak berhasil. Selama hampir 30 menit, ia menyaksikan dengan rasa tidak percaya dan tak berdaya saat anggota tubuhnya melakukan tindakan sendiri.
“Tangan kirinya membelai wajah dan rambutnya tanpa keinginannya. Dia ketakutan,” tulis dokter dalam studi kasus tahun 2014 yang diterbitkan dalam Baylor University Medical Center Proceedings.
“Upayanya untuk mengendalikan tangan kiri dengan tangan kanan tidak berhasil. Dia tidak dapat mengendalikan tangan kirinya selama hampir 30 menit karena tangan itu terus melakukan gerakan yang disengaja.”
Karena panik, suaminya segera membawanya ke rumah sakit. Pemindaian otaknya mengungkapkan adanya stroke di kedua lobus parietal—daerah yang bertanggung jawab untuk memproses masukan sensorik dan gerakan.
Apa itu Sindrom Tangan Alien (AHS)?
Sindrom Tangan Alien (AHS), juga dikenal sebagai sindrom Dr. Strangelove merupakan kondisi neurologis yang langka dan meresahkan. Tangan seseorang bergerak sendiri, sering kali melakukan tugas-tugas rumit tanpa keinginan orang tersebut. “Sindrom tangan alien adalah situasi menarik di mana seseorang kehilangan kendali atas tangannya, yang mulai bertindak secara independen,” tulis para dokter.
“Tangan alien tersebut mungkin memegang sesuatu dan orang tersebut mungkin harus menggunakan anggota tubuh lainnya untuk melepaskan benda-benda tersebut darinya. Pada kondisi ekstrem, tangan alien tersebut dilaporkan bahkan dapat membuat pasien mati lemas.”
Dalam kehidupan nyata, orang-orang dengan AHS menggambarkan tangan mereka membuka kancing yang baru saja mereka kencangkan, mematikan rokok yang menyala, dan bahkan menampar wajah mereka sendiri.
Dalam kasus ini, dokter percaya gejala-gejalanya disebabkan oleh gangguan aliran darah ke otak. Kemungkinan akibat penghentian pengobatan pembekuan darahnya sebelum operasi tulang belakang yang direncanakan. Meskipun Sindrom Tangan Alien diketahui dipicu trauma otak, stroke, tumor, atau penyakit neurodegeneratif seperti Alzheimer, sindrom ini tetap menjadi salah satu fenomena neurologis yang paling langka. Tinjauan medis tahun 2013 menemukan hanya 150 kasus yang pernah didokumentasikan.
Yang membuat kasus wanita ini lebih luar biasa adalah betapa singkatnya kejadian tersebut. Gejala AHS dapat bertahan selama berminggu-minggu, berbulan-bulan, atau bahkan bertahun-tahun. Namun gejalanya sembuh dalam waktu 30 menit, menjadikannya episode terpendek yang pernah tercatat. Namun, lengan kirinya tetap lemah dan mati rasa selama beberapa jam setelahnya.
Hasil USG kemudian menunjukkan jantung dan pembuluh darah utamanya bebas dari gumpalan. Ia diminta untuk melanjutkan pengobatannya, dan dipulangkan tanpa komplikasi lebih lanjut.
Pengobatan AHS
Saat ini belum ada pengobatan pasti untuk AHS, meskipun strategi perilaku seperti menyibukkan tangan yang terkena terkadang dapat membantu mengatasi episodenya. Karena jarang terjadi, masih banyak hal yang belum diketahui baik tentang apa yang menyebabkan sindrom tersebut, maupun berapa banyak orang yang mungkin mengalaminya tanpa terdiagnosis.
Kasus Sindrom Tangan Alien pertama yang diketahui dideskripsikan ahli saraf Kurt Goldstein pada 1908. Lebih dari satu abad kemudian, sindrom ini masih terus menjadi tantangan bagi para dokter dan membuat pasien takut dengan gejala-gejalanya yang aneh.