Operasi plastik tak selalu berbuah manis. Banyak kisah tentang kegagalan akibat operasi plastik bahkan berujung kepada kematian. Seperti yang dialami seorang perempuan warga China yang ingin mengubah wajah menjadi lebih cantik malah kehilangan nyawanya.
Menurut South China Morning Post, wanita bernama Liu menjalani operasi plastik pertamanya pada 9 Desember dan pada 11 Desember menyelesaikan enam prosedur. Namun ketika keluar dari klinik tempat ia melaksanakan operasi, tiba-tiba perempuan itu pingsan.
Laporan otopsi menunjukkan bahwa pasien meninggal karena ‘gagal pernapasan akut akibat emboli paru setelah sedot lemak, demikian dilaporkan media. Keluarga Liu menggugat klinik tersebut dan meminta ganti rugi sebesar 1,18 juta yuan atau sekitar Rp2,5 miliar.
Setelah sidang, ganti rugi dikurangi pengadilan dengan hanya mengakui sebagian tanggung jawab klinik. “Penilaian menyimpulkan bahwa klinik gagal menilai risiko emboli darah vena, mengidentifikasi kesalahan tertentu dalam praktik medis mereka yang secara kausal terkait dengan kematian pasien,” kata Li Shan, hakim di Pengadilan Rakyat Distrik Jiangnan, Kota Nanning kepada media.
Kasus Liu mendapat perhatian nasional. Dilaporkan oleh media pemerintah CCTV, insiden itu telah ditonton lebih dari 50 juta kali di media sosial. Orang-orang menyalahkan klinik karena gagal mempertimbangkan risiko melakukan 6 operasi dalam sehari.
“Enam operasi dalam satu hari? Apakah klinik itu tidak punya akal sehat? Apakah mereka tidak mempertimbangkan risiko komplikasi, terutama dengan sedot lemak, yang dapat dengan mudah menyebabkan pembekuan darah?” kata seorang warga yang berkomentar di media sosial.
“Klinik ini tidak punya hati nurani! Mereka membujuk seorang wanita pedesaan mengambil pinjaman 40.000 yuan untuk operasi kosmetik. Ini keterlaluan! Dan kemudian mereka mengacaukan prosedur dan bahkan menawar kompensasi. Apakah mereka manusia?” kata yang lain.
Risiko Prosedur Kosmetik yang Gagal
Prosedur kosmetik yang gagal membawa risiko fisik, emosional, dan finansial signifikan, yang memengaruhi penampilan dan kesehatan secara keseluruhan. Jika prosedur kosmetik dilakukan secara tidak tepat atau oleh praktisi yang tidak berkualifikasi, komplikasi seperti infeksi, jaringan parut, kerusakan saraf, dan nekrosis jaringan dapat terjadi.
Masalah-masalah ini dapat menyebabkan kerusakan dan mungkin memerlukan operasi korektif tambahan, tentu saja berbiaya mahal serta berisiko tidak sepenuhnya mengembalikan penampilan yang diinginkan.
Dalam beberapa kasus, prosedur yang gagal menyebabkan kerusakan fisik permanen, seperti gangguan fungsi otot atau asimetri, yang memengaruhi kehidupan sehari-hari dan harga diri. Kondisi tidak steril dan teknik tidak tepat meningkatkan kemungkinan infeksi dan komplikasi lain yang bahkan dapat mengancam jiwa, terutama dalam prosedur invasif seperti sedot lemak atau operasi pengencangan wajah.
Dampak psikologis dari prosedur kosmetik yang gagal juga bisa sangat mendalam, sering kali menyebabkan tekanan, penyesalan, dan depresi. Pasien mungkin mengalami penurunan kepercayaan diri signifikan, yang menyebabkan penarikan diri dari kehidupan sosial dan bahkan masalah kesehatan mental.
Pekerjaan kosmetik yang gagal menyoroti pentingnya meneliti praktisi dan klinik berkualifikasi serta berlisensi yang mematuhi standar keselamatan. Konsultasi menyeluruh, harapan yang realistis, dan pemahaman risiko potensial sangat penting dalam membuat keputusan yang tepat dan meminimalkan kemungkinan hasil merugikan.