Tim nasional Indonesia semakin percaya diri jelang laga ketiga putaran ketiga Kualifikasi Piala Dunia 2026 melawan Bahrain di Stadion Nasional Bahrain, Kamis (10/10/2024) malam nanti. Kehadiran dua pemain naturalisasi, Mees Hilgers dan Eliano Reijnders, menumbuhkan optimisme tim untuk meraih tiga poin perdana. Namun, sebelum memikirkan kemenangan, skuad Garuda harus memperbaiki sejumlah kelemahan yang terlihat pada dua pertandingan sebelumnya.
Secara kualitas, Bahrain tidak lebih unggul dari Indonesia. Meski peringkat FIFA menunjukkan jarak 53 posisi—Bahrain di urutan 76 dan Indonesia di posisi 129—nilai pasar skuad kedua tim menggambarkan sebaliknya.
Berdasarkan data Transfermarkt, nilai pasar skuad Indonesia mencapai Rp426,3 miliar, menempatkan Garuda di peringkat kedelapan dari 16 kontestan putaran ketiga. Sebaliknya, Bahrain berada di posisi ke-13 dengan nilai pasar sebesar Rp158,2 miliar.
Kelemahan yang Harus Diperbaiki
Meskipun meraih dua hasil imbang yang mengesankan, yakni melawan Arab Saudi (1-1) dan Australia (0-0), permainan Indonesia masih menyimpan kelemahan yang bisa berakibat fatal jika tidak segera dibenahi. Salah satu kelemahan terbesar adalah kegagalan menjaga intensitas permainan di babak kedua.
Pada dua laga awal, Indonesia tampil impresif di babak pertama dengan strategi high pressing dan transisi cepat dari lini tengah ke lini serang. Hal ini terlihat saat Ragnar Oratmangoen mencetak gol cepat ke gawang Arab Saudi, berkat kerja sama apik antara Rafael Struick dan Witan Sulaeman. Ancaman serupa terjadi saat melawan Australia, di mana Indonesia memaksa kiper Mathew Ryan melakukan dua penyelamatan krusial dalam 20 detik pertama laga.
Namun, setelah jeda, intensitas permainan Indonesia menurun drastis. Melawan Arab Saudi, Indonesia tidak mampu melepaskan satu pun tembakan tepat sasaran di babak kedua. Kondisi serupa terjadi saat menghadapi Australia, di mana tak ada tembakan yang mengarah ke gawang lawan setelah turun minum.
Peran Penting Thom Haye dan Eliano Reijnders
Penurunan performa ini berbanding lurus dengan memburuknya akurasi operan, terutama di lini tengah. Akurasi operan Indonesia menurun signifikan di babak kedua, dari 75 persen menjadi 71 persen melawan Saudi, dan dari 65 persen menjadi 61 persen saat menghadapi Australia.
Shin Tae-yong pun menegaskan bahwa kebugaran pemain yang kurang optimal menjadi salah satu penyebab ketidakmampuan tim bermain konsisten selama 90 menit.
Jelang laga melawan Bahrain, peningkatan performa di lini tengah diharapkan dengan hadirnya Thom Haye, yang kini tampil reguler bersama Almere City di Liga Belanda. Thom yang sebelumnya tidak dalam kondisi kompetitif pada laga awal, kini diyakini bisa membantu Indonesia memperkuat lini tengah.
Selain itu, Eliano Reijnders juga dipandang sebagai solusi potensial untuk menambah kreativitas serangan. Pemain PEC Zwolle itu bisa bermain di berbagai posisi, mulai dari gelandang serang, penyerang sayap, hingga bek sayap, sehingga memberikan fleksibilitas taktik bagi Shin Tae-yong.
Ujian Berat di Bahrain dan China
Dua laga tandang melawan Bahrain dan China menjadi ujian berat bagi Indonesia dalam mewujudkan mimpi lolos ke Piala Dunia 2026. Jika mampu membawa pulang enam poin dari dua pertandingan ini, Indonesia akan semakin percaya diri menghadapi tiga raksasa Asia lainnya di Grup C: Jepang, Saudi, dan Australia.
Dengan persiapan matang dan kehadiran pemain berkualitas seperti Mees Hilgers dan Eliano Reijnders, skuad Garuda optimis bisa mengukir sejarah dengan meraih kemenangan di Bahrain.