Arena

Perjalanan Penuh Dedikasi David Jacobs dalam Dunia Tenis Meja Paralimpiade

David Michael Jacobs, petenis meja Paralimpiade Indonesia, telah berpulang pada usia 45 tahun. Meski usianya terbilang tidak muda lagi dan memiliki keterbatasan fisik, David mampu menunjukkan prestasi gemilang dan mencapai kasta tertinggi di dunia olahraga. Ia adalah contoh hidup yang penuh ketekunan, keteguhan, dan semangat juang.

Sebagai salah satu atlet senior di Paralimpiade Tokyo 2020 dalam kategori tenis meja TT10, David berkompetisi dengan atlet- atlet muda dari berbagai negara. Meskipun terlahir dengan gangguan fungsional pada tangan kanannya, David berhasil meraih medali perunggu bersama rekannya dari Montenegro, Filip Radovic, yang baru berusia 21 tahun.

Meski tidak berhasil mencapai final, David merasa sangat bersyukur dengan perunggu yang diraihnya. Ia mengungkapkan, “Capaian dan target saya sebenarnya hanya melakukan yang terbaik di Paralimpiade 2020. Dengan usia yang tidak muda lagi, saya berusaha melakukan yang terbaik dalam latihan dan pertandingan. Jadi, perunggu ini sangat berarti bagi saya,” katanya saat itu.

Prestasi David di Paralimpiade Tokyo telah menambah perolehan medali Indonesia menjadi satu perak dan dua perunggu. Ia telah memberikan sumbangsih yang berarti bagi Indonesia dan berada di peringkat ke-47 dunia. Bersama dengan rekan timnya, Komet Akbar, David memiliki peluang untuk mendapatkan lebih banyak medali dalam kompetisi tenis meja tim C9-C10.

Kisah hidup David juga menjadi inspirasi bagi banyak orang. Dengan keterbatasan fisiknya, ia menghadapi banyak cemoohan dan hinaan di pergaulan sehari-hari. Namun, dukungan dari keluarga dan kepercayaan dirinya sendiri membuatnya tetap bersemangat dan terus berjuang. David berharap bahwa prestasinya dapat menjadi teladan bagi generasi muda disabilitas, bahwa kekurangan bukanlah penghalang untuk meraih prestasi.

David adalah sosok yang rendah hati dan tidak pernah berpuas diri. Meskipun mengalami kekalahan, ia tidak pernah putus asa dan terus menjaga motivasi untuk meraih prestasi yang lebih tinggi. Setelah meraih perunggu pada Paralimpiade London 2012, David mengalami kegagalan di Paralimpiade Rio de Janeiro 2016. Namun, ia tidak menyerah dan terus berusaha hingga berhasil mencapai prestasi tersebut di Paralimpiade Tokyo 2020.

Saat ini, David telah berpulang, tetapi semangat dan inspirasinya akan terus hidup dalam diri kita. Melalui kerja keras dan ketekunan, David telah mengubah hinaan menjadi pujian. Ia telah menunjukkan bahwa dengan fokus pada tujuan akhir, kita dapat mengatasi segala hambatan dan meraih prestasi gemilang.

Sobatpora, segenap keluarga besar Kemenpora mengucapkan turut berduka cita atas berpulangnya atlet berprestasi David Jacobs. Selamat jalan Atlet Para Tennis Meja kebanggaan Indonesia, Tuhan menyayangimu. Pulanglah dengan damai dan sampai jumpa kembali di surga-Nya kelak. pic.twitter.com/jCBSM13WUz

— KEMENPORA RI (@KEMENPORA_RI) April 28, 2023

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Back to top button