Market

Perkembangan Pasar Keuangan Terkini yang Jadi Perhatian Investor

Para pelaku pasar dan investor di pasar keuangan perlu mengetahui berbagai perkembangan terkini data keuangan. Hal itu sebagai bahan pertimbangan dalam mengambil keputusan investasi dan bisnis.

Perkembagan dimaksud berasal dari bursa saham, nilai tukar mata uang, harga berbagai komoditas, berita-berita dalam dan luar negeri. Semua itu tentu dapat memengaruhi positif-negatifnya sentimen pasar.

Dikutip dari berbagai sumber, Senin (31/1/2022) berikut perkembangan dimaksud:

DJIA +564.69 +1.65% 34725

NASDAQ +417.79 +3.13% 13770

GOLD -2.70 -0.15% 1792.30 (IDR805,110)

OIL +0.68 +0.79% 87.29

COAL (Feb’22/Newcastle) -1.5 -0.66% 226.25

NICKEL -67.50 -0.30% 22330.50

TIN -313 -0.74% 41895

CPO (Feb’22) +153 +2.73% 5766

EIDO +0.12 +0.52% 23.20

TLK 29.82 (4286) vs 4260 (TLKM)

US 10yr -0.002 -0.09% 1.778%

US 2yr -0.003 -0.03% 1.1723

INDO 10yr +0.111 +1.72% 6.546%

VIX -2.83 -9.28% 27.66

IDR (Spot) 14,374.5

Data per 28 Januari 2022 kecuali dinyatakan sebaliknya.

Berita-berita dalam Negeri

  1. BI: capital outflow capai Rp5,34 triliun di pekan IV Januari. Berdasarkan data transaksi yang dihimpun BI periode 24 – 27 Januari 2022, non-residen di pasar keuangan domestik melakukan aksi jual neto sebesar Rp 5,34 triliun terdiri dari jual neto di pasar Surat Berharga Negara (SBN) sebesar Rp 5,32 triliun dan jual neto di pasar saham sebesar Rp 0,02 triliun. Dengan perkembangan tersebut, berdasarkan data setelmen hingga 27 Januari 2022 atau secara year to date (ytd), non-residen terpantau melakukan jual neto Rp 2,34 triliun di pasar SBN dan beli neto Rp 5,72 triliun di pasar saham.
  2. Bank Indonesia (BI) dan The People’s Bank of China (PBoC) memperbarui perjanjianswap bilateral dalam mata uang lokal atau Bilateral Currency Swap Arrangement (BCSA), yang berlaku efektif sejak 21 Januari 2022. Direktur Eksekutif/Kepala Departemen Komunikasi BI Erwin Haryono mengatakan, perjanjian BCSA tersebut memungkinkan dilakukannya pertukaran dalam mata uang lokal masing-masing negara hingga senilai CNY250 miliar atau Rp 550 triliun (ekuivalen sekitar US$ 38,8 miliar). 

Berita-berita Global

  1. Wall Street naik tajam pada akhir perdagangan Jumat (Sabtu pagi WIB), mencatat hari terbaiknya sejauh tahun ini setelah berjalan di sesi zig-zag, mengakhiri minggu penuh gejolak yang ditandai oleh laporan laba perusahaan yang beragam, gejolak geopolitik dan Federal Reserve yang semakin agresif. Indeks Dow Jones Industrial Average melonjak 564,69 poin atau 1,65 persen, menjadi menetap di 34.725,47 poin. Indeks S&P 500 menambahkan 105,34 poin atau 2,43 persen, menjadi berakhir di 4.431,85 poin. Indeks Komposit Nasdaq melambung 417,79 poin atau 3,13 persen, menjadi ditutup di 13.770,57 poin.
  2. Harga minyak naik ke tingkat tertinggi lebih dari tujuh tahun pada akhir perdagangan Jumat atau Sabtu (29/1/2022) pagi WIB, dan mencatat kenaikan mingguan keenam berturut-turut karena gejolak geopolitik memperburuk kekhawatiran atas gangguan pasokan di tengah pasokan energi yang ketat. Minyak mentah berjangka Brent untuk pengiriman Maret bertambah 69 sen atau 0,77 persen, menjadi menetap di 90,03 dolar AS per barel, setelah sempat mencapai 91,70 dolar AS per barel level tertinggi sejak Oktober 2014. Minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) AS untuk pengiriman Maret menguat 21 sen atau 0,24 persen, menjadi ditutup di 86,82 dolar AS per barel, setelah mencapai tingkat tertinggi tujuh tahun di 88,84 dolar AS per barel selama sesi.
  3. Dolar mengkonsolidasikan kenaikannya terhadap sekeranjang mata uang utama lainnya pada akhir perdagangan Jumat atau Sabtu (29/1/2022) pagi WIB, dan membukukan kenaikan mingguan terbesar dalam tujuh bulan karena pelaku pasar memperkirakan pengetatan kebijakan agresif oleh Federal Reserve. Pasar uang memperkirakan kenaikan suku bunga 28,5 basis poin pada Maret dan sebanyak 119,5 basis poin dalam peningkatan kumulatif hingga akhir tahun sehingga dolar terus menguat dalam seminggu terakhir didorong oleh nada yang lebih hawkishyang keluar dari pertemuan Federal Reserve.

Opini Pasar

Hendry Andrean, analis riset OCBC Sekuritas mengatakan, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menunjukkan pola bullish secara teknikal. Indeks memperlihatkan candlestick yang akan membentuk  pola three white soldiers. Sedangkan indikator William%R terlihat berada di zona netral. Secara teknikal, indeks berpeluang menguat menuju resistance 6.688 dan support di 6.586.

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Back to top button