Tren industri otomotif yang semakin mengedepankan fitur dan juga teknologi terkini, membuat para raksasa produsen smartphone dunia tertantang untuk ikut bermain di ranah tersebut. Namun, tidak semuanya mencatatkan keberhasilannya di industri tersebut.
Ramainya persaingan ini dikarenakan perubahan cara pandang terkait industri otomotif itu sendiri, yang seolah ingin meninggalkan model konvensional menuju era elektrifikasi modern dengan komponen pintar yang ada di dalamnya.
CarsCoops melaporkan, kesuksesan dari Xioami yang melahirkan sedan listrik SU7 di China, patut untuk diapresiasi. Hal itu dikarenakan tidak semua perusahaan smartphone atau teknologi berhasil untuk ikut serta dalam kompetisi tersebut.
Salah satu produsen smartphone yang ikut bermain dan gagal adalah Apple. Kegagalan Apple dalam menelurkan produk otomotif dari jenama mereka sendiri menjadi bukti kuat, betapa kompetitifnya industri otomotif saat ini yang tidak hanya mementingkan merek, melainkan kualitas, fitur, teknologi dan juga ketangkasan mobil.
Apple diketahui pada awal 2024, secara resmi telah membatalkan proyek kendaraan listrik mereka. Meski dalam proyek ini telah menggandeng brand ternama di industri otomotif seperti Hyundai, Kia, Porsche, BYD, hingga Toyota.
Namun, awal tahun tahun, muncul laporan bahwa proyek ambisius yang akan melahirkan ‘iCar’ itu secara resmi telah dibatalkan, dengan sekitar 600 karyawan diberhentikan sementara atau secara permanen.
Berbeda dengan pesaingnya yakni Xiaomi, yang mendapatkan keberhasilan dalam melahirkan SU7 mereka di tanah asalnya yakni China. Hal ini didasarkan oleh pihaknya yang menawarkan lebih dari sekadar sistem infotainment kepada pembeli.
Dengan menjual mobilnya sendiri, Xiaomi berpotensi menarik klien ke jaringan perangkat yang terhubung seperti yang belum pernah terjadi sebelumnya.
SU7 dapat menggunakan data yang dikumpulkan dari perangkat lain tersebut untuk mempersiapkan diri terhadap rutinitas pengguna, seperti menentukan waktu terbaik untuk mengisi ulang baterai mobil.
Dengan ekosistem yang ditawarkannya itu, Xiaomi SU7 mendapatkan sambutan yang positif dengan keberhasilannya menjual sekitar 135 ribu unit SU7 di China sejak diluncurkan pada Maret 2024.
Keberhasilan yang dicatatkan oleh Xiaomi juga tidak terlepas dari rantai pasok dari China. Rantai pasokan untuk kendaraan listrik praktis terpusat di dalam negeri, dengan Xiaomi mengamankan pasokan baterai dari BYD dan CATL, dua produsen baterai terbesar di dunia.
Dalam semua aspek, Xiaomi berhasil melaju kencang. Kini, dengan rencana untuk meluncurkan mobil kedua dalam bentuk SUV dan pembangunan pabrik manufaktur baru yang sedang berjalan lancar, rencana otomotifnya terus berjalan.
Tentu saja, keberhasilannya masih jauh dari kata terjamin. Perusahaan tersebut menghadapi persaingan ketat dari berbagai pesaing lokal, termasuk pesaing elektronik Huawei, yang telah bekerja sama dengan banyak produsen mobil.