Hangout

Persiapan Matang Agar Anak Semangat Sekolah

Kamis, 21 Jul 2022 – 09:28 WIB

Anak Sekolah

Dokumentasi Inilah.com/Didik Setiawan

Di tengah situasi pandemi sekarang ini, dunia pendidikan Indonesia tetap melangkah ke depan dengan menjalankan Pembelajaran Tatap Muka (PTM) di beberapa level pendidikan dan di berbagai wilayah Indonesia dengan syarat mematuhi protokol kesehatan. Memahami anjuran PTM, para orang tua diminta membantu dalam persiapan diri anak, mulai dari perlengkapan sekolah.

Ms.Rosalyn Tamara, S.Sn, Dipl. Montessori, Penulis, Pendiri, Direktris Akademi MHA menjelaskan, kondisi yang terjadi saat ini banyak berubah, termasuk dunia pendidikan di Indonesia, sehingga pentingnya banyak dukungan diberikan kepada anak terutama ketika masuk sekolah pertama kalinya, atau kembali bersekolah secara langsung.

“Peran orang tua merupakan kunci yang perlu anak bawa saat akan bersekolah, mulai dari bagaimana mereka memilihkan sekolah bagi anak, mempersiapkan diri anak seperti perlengkapan yang sesuai, agar anak-anak tidak takut untuk bertemu dengan wajah-wajah serta lingkungan baru di luar keluarga,” kata Rosalyn Tamara saat temu media virtual Mothercare ditulis di Jakarta, Kamis, (21/7/2022).

Sama seperti orang dewasa, pertemuan pertama yang mengesankan akan membentuk mood yang baik dan berkelanjutan untuk dijalankan, begitu pula bagi anak-anak.

“Saat hendak pertama kali masuk sekolah dan bersapa dengan teman-teman sebayanya, sehingga orang tua perlu dengan optimal menyiapkan yang anak butuhkan,” tambahnya.

Tahapan perkembangan anak dalam pendidikan

Psikolog Pendidikan, Inti Nusaida menuturkan, dari sisi psikologis, ada tahapan perkembangan pada anak dalam pendidikan. Pertama, perkembangan yang dapat dicapai adalah lingkungan belajar yang baik. Ketika siswa mendapatkan pembelajaran natural dan konteks siswa bisa langsung mengaplikasikannya.

“Yang kedua, ketika ruang sekolah bisa menciptakan komunitas sehingga siswa merasa dihargai. Siswa merasa tidak hanya sebagai siswa, tapi juga sebagai sistem komunitas. Semuanya terlibat, tidak hanya guru dan siswa saja, tapi juga termasuk semuanya,” kata Inti, seperti mengutip dari laman Kemdikbud.

Ketiga, lingkungan sekolah yang baik. Ini akan membantu siswa belajar dengan baik dan akan merangsang keberhasilan. Jika anak mempunyai perasaan berhasil, maka mereka bisa mencapai sesuatu dan juga dapat melakukan berkolaborasi.

Inti melanjutkan, belajar yang efektif memiliki 4 poin penting yang harus dipahami oleh para pengajar. Pertama, belajar efektif itu harus menyenangkan, bukan hanya bersenang-senang.

“Murid tidak hanya mendapatkan pembelajaran yang bersenang-senang, tapi juga yang menyenangkan. Siswa bisa mengikuti pembelajaran jika guru bisa menyampaikan dengan cara yang menyenangkan,” imbuhnya.

Poin kedua adalah belajar efektif. Proses belajarnya harus memiliki tantangan, bukan beban yang memberatkan siswa. Selain itu, harus ada asesmen penilaian.

“Nah, kalau anak diberikan sesuatu melebihi dari tahapan usianya, itu justru akan menjadi beban untuknya,” ujarnya.

Ketiga, anak bisa membangun sendiri dan memahami pemikiran di berbagai situasi. Dan poin terakhir sebuah keberhasilan belajar adalah perilaku dan karya.

“Aspek yang bisa mendukung semua itu adalah pola asuh keluarga. Setelah itu aspek-aspek yang mendukung psikologis anak. Di sekolah, hubungan antara guru dan siswa, siswa dengan siswa lain, aturan kurikulumnya. Yang ketiga adalah hubungan masyarakat. Teman di lingkungan rumah, aktivitas masyarakat media informasi, harus dilakukan secara baik dan sehat,” paparnya.

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Back to top button