Sistem pertahanan rudal Iron Dome yang dimiliki Israel tidak akan mampu melindungi mereka dari beberapa drone atau pesawat nirawak serta rudal Iran dan Hizbullah Lebanon. Hal tersebut berdasarkan laporan surat kabar The Wall Street Journal (WSJ).
Iron Dome memungkinkan Israel untuk menembak jatuh rudal jarak pendek dan melindungi daerah berpenduduk mereka dari serangan yang dilakukan gerakan pembebasan Palestina, Hamas.
Namun menurut laporan WSJ dikutip pada Kamis Selasa (8/8/2024), tingkat kemampuan yang dimiliki oleh Iran maupun gerakan Hizbullah Lebanon dinilai lebih tinggi.
Sebuah sistem pertahanan udara berukuran besar diciptakan dengan partisipasi Amerika Serikat, dengan melibatkan angkatan udara AS, Israel dan negara-negara lain, serta sistem radar negara-negara tetangga, lapor surat kabar itu.
Laporan tersebut menambahkan bahwa pelaksanaan sistem tersebut terutama dikoordinasikan oleh Komando Pusat AS.
Iran dilaporkan bersiap untuk menyerang Israel segera setelah pemimpin politik Hamas, Ismail Haniyeh, terbunuh oleh serangan Israel di Teheran pekan lalu.
Gerakan perlawanan itu menyalahkan Israel dan Amerika Serikat atas kematian Haniyeh, dan menegaskan serangan tersebut tidak akan dibiarkan begitu saja tanpa pembalasan.
Inggris Ingatkan Iran
Menteri Luar Negeri Inggris David Lammy mengatakan pihaknya telah berbicara dengan rekannya dari Iran, Ali Bagheri Kani, memperingatkan diplomat Iran tersebut tentang risiko eskalasi ketegangan lebih lanjut di Timur Tengah.
“Eskalasi lebih lanjut di Timur Tengah tidak menguntungkan siapa pun. Saya berbicara dengan Menteri Luar Negeri Iran, Ali Bagheri Kani, dan memperingatkan bahwa serangan Iran akan memiliki konsekuensi yang menghancurkan bagi kawasan tersebut,” kata Lammy di X dilansir dari Sputnik, Kamis (8/8/2024)
Dia menambahkan, Iran dan semua pihak yang berkonflik harus segera mengambil langkah de-eskalasi.