Tarik menarik suara Nahdlatul Ulama (NU) yang dilakukan kontestan Pemilihan Gubernur (Pilgub) Jawa Timur (Jatim) kian seru. Tiga Srikandi terus melancarkan strategi untuk menggaet massa NU.
Komisi Pemilihan Umum (KPU) telah menetapkan nomor urut tiga pasangan calon gubernur (cagub)-calon wakil gubernur (cawagub) Jatim yang digelar di Surabaya, Senin (23/9/2024).
Hasilnya, Luluk Nur Hamidah dan Lukmanul Khakim (LUMAN) mendapatkan nomor urut 1. Khofifah Indar Parawansa-Emil Elestianto Dardak mendapatkan nomor urut 2. Kemudian Tri Rismaharini (Risma)-Zahrul Azhar Asumta (Gus Hans) mendapatkan nomor urut 3.
Ketiganya bersaing memperebutkan kursi untuk memimpin Jatim. Hal utama yang harus dilakukan adalah menjaring suara warga NU di Jatim.
NU dan Jatim memiliki peran sangat strategis dalam percaturan politik, baik pemilihan presiden (pilpres) maupun pilgub. Organisasi terbesar di Tanah Air ini sebagian besar warganya berada di Jatim.
Survei Alvara Research Institute pada 2016 mencatat sebanyak 50,3 persen penduduk Muslim Indonesia mengaku NU. Artinya lebih dari separuh penduduk Muslim mengakui dirinya terafiliasi dengan jaringan NU, baik struktural maupun kultural.
Saiful Mujani, pendiri lembaga survei SMRC mengakui Jatim merupakan basis terbesar warga NU. Data Komisi Pemilihan Umum (KPU) menyebutkan jumlah pemilih di provinsi itu sebanyak 31,4 juta atau 15 persen dari total pemilih nasional. Jumlah ini hanya kalah dari Jawa Barat yang mencapai 35,7 juta pemilih (17 persen nasional).
“Secara historis kelahiran tokoh-tokoh NU ada di sana. Secara teoritis, pasti populasi orang NU di Jawa Timur itu jauh lebih banyak dibandingkan wilayah lain di Indonesia,” katanya.
Menariknya, paslon Pilgub Jatim yakni Luluk-Lukman, Khofifah-Emil, dan Risma-Gus Hans berasal dari kalangan NU.
Sosok yang paling menonjol adalah Khofifah yang juga Ketua Umum Pengurus Pusat Muslimat NU, sementara Luluk yang didukung PKB, dan Risma mantan Wali Kota Surabaya yang juga memiliki pengaruh kuat di kalangan Nahdliyin.
Ketiga Srikandi itu terus bersaing adu strategi demi meraih mayoritas suara NU di Jatim. Dengan begitu, apakah suara NU akan terpecah menjadi tiga kelompok?
Pengamat Politik Universitas Airlangga (Unair) Surabaya, Kacung Marijan mengaku sulit memprediksi kemana mayoritas dukungan NU akan mengalir dalam Pilgub Jatim 2024 ini.
Namun ia meyakini Pilgub Jatim 2024 tidak hanya bertarung meraih suara NU tapi juga Muhammadiyah.
“Bukan hanya suara NU yang harus diraih, tetapi juga suara dari Muhammadiyah, yang memiliki pengaruh signifikan di Jawa Timur,” katanya.
Karena itu dirinya menekankan pentingnya program yang jelas dan kemampuan para calon meraih hati warga NU dan Muhammadiyah.
Elektabilitas dan Dukungan NU-Muhammadiyah
Jika melihat hasil survei elektabilitas tiga paslon Pilgub Jatim 2024, pasangan Khofifah-Emil memiliki angka tertinggi dibanding dua paslon pesaingnya.
Poltracking Indonesia merilis hasil survei elektabilitas tiga paslon Pilgub Jatim 2024 menunjukkan Khofifah-Emil 57,3 persen, Risma-Gus Hans 22,7 persen, dan Luluk-Lukman 22,2 persen.
Direktur Eksekutif Poltracking Indonesia Hanta Yuda AR mengakui kekuatan petahana masih cukup berpengaruh di Jatim, namun tetap masih ada kemungkinan berubah sebelum pemungutan suara pada 27 November 2024. Karena masih ada pemilih atau undecided voters yang belum menentukan pilihan yakni 17,8 persen.
“(Suara Khofifah-Emil) Melampaui angka psikologis incumbent yaitu hampir 60 persen (57,3 persen). Angka ini masih memilki kemungkinan pergeseran, undecided voters ini akan ke mana,” ujarnya.
Begitu juga jika melihat survei berdasarkan organisasi Islam, paslon Khofifah-Emil masih tetap unggul di kalangan basis NU yakni 60,8 persen. Paslon Luluk-Lukman 19,7 persen, dan paslon Risma-Gus Hans 2,4 persen.
Meski paling minim mendapat dukungan dari kalangan NU, namun paslon Risma-Gus Hans mendapat dukungan cukup banyak dari kalangan Muhammadiyah yakni 60 persen.
“Dukungan Muhammadiyah untuk pasangan Khofifah-Emil 34,3 persen. Kemudian terendah di pasangan Luluk-Lukman sebesar 5,7 persen,” katanya.
Survei ini menggunakan metode multistage random sampling dengan margin of error kurang lebih 2,9 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen.
Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara tatap muka langsung dengan jumlah responden 1200 terpilih pada tanggal 4-10 September 2024.
Namun Hanta Yuda juga mengakui Jatim tidak bisa dipisahkan dengan Nahdliyyin, sehingga suara Nahdlyin menjadi kunci di Pilgub Jatim. Sebab, pemilih dengan kategori ini persentasenya sangatlah besar yakni sekitar 80 persen.
“Termasuk secara kultur, banyak mendominasi masyarakat. Kiai Khos dan berpengaruh, termasuk pesantren juga sangat banyak sekali di Jawa Timur,” ujarnya.
Peta Kekuatan
Mengakui kekuatan Khofifah-Emil sebagai petahana, dua paslon Pilgub Jatim lainnya disebut bakal menggerogoti suara paslon yang didukung Koalisi Indonesia Maju (KIM) tersebut. Caranya adalah dengan mengoptimalkan kekuatan di wilayah basis massanya masing-masing.
Pengamat Politik Unair, Kacung Marijan menambahkan paslon Risma-Gus Hans pastinya akan mengoptimalkan kekuatan di wilayah Arek (Surabaya, Malang, Pasuruan, Jombang, Mojokerto, Sidoarjo, Gresik) dan Mataraman (Kabupaten Trenggalek, Ponorogo, Nganjuk). Kedua titik itu dinilai sebagai basis massa PDI Perjuangan.
Sedangkan paslon Luluk-Lukman menguatkan basis pendukungnya di wilayah Pantura hingga Tapal Kuda seperti Banyuwangi, Bondowoso, Jember, Lumajang, Pasuruan, Situbondo, dan Probolinggo. Wilayah tersebut diakuinya sebagai basis partai pendukungnya yakni PKB.
“Dua-duanya (Risma-Gus Hans dan Luluk-Lukman) akan menggerogoti (suara) Khofifah di basis-basis massa mereka,” ujarnya.
Sementara itu Direktur Accurate Research and Consuliting Indonesia (ARCI) Baihaki Sirajt menilai sejauh ini petahana masih unggul di semua kelompok wilayah Jatim, baik Tapal Kuda, Mataraman, Arek, bahkan Madura.
Dirinya mengakui wilayah Tapal Kuda merupakan basis NU dan PKB, namun wilayah tersebut juga basis suara Khofifah-Emil pada Pilgub Jatim 2018 lalu. Bahkan keduanya hampir menyapu bersih kemenangan kecuali di Bondowoso.
Namun tidak menutup kemungkinan paslon Luluk-Lukman akan berpeluang menguasai suara di Tapal Kuda pada Pilgub Jatim 2024 ini. Salah satunya adalah memberikan janji atau program yang menarik saat kampanye.
“Khofifah-Emil punya tempat khusus di wilayah ini. Paslon Luluk-Lukman harus bekerja keras memperkenalkan programnya untuk warga di Tapal Kuda,” jelasnya.
Pertarungan panas justru bakal terjadi di wilayah Arek antara petahana dengan paslon Risma-Gus Hans terutama di Surabaya. Begitu juga di wilayah Mataraman yang merupakan basis massa PDIP dan PKB.
Khofifah-Emil sangat berpeluang jika mampu berkolaborasi dengan sejumlah tokoh Mataraman seperti Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), Soekarwo (Pakde Karwo) termasuk Pondok Pesantren (Ponpes) di Poso dan Lirboyo.
“Karena di wilayah ini PDIP dan PKB cukup kuat,” katanya.
Pertempuran sengit terakhir berada di wilayah Madura yang meliputi Bangkalan, Sampang, Pamekasan, Sumenep. Paslon Risma-Gus Hans dinilai memiliki kekuatan yang cukup di Pulau Madura.
PDIP menjadi partai pemenang untuk tingkat DPR RI. Ditambah lagi dengan ditunjuknya KH Imam Bukhori sebagai ketua tim pemenangan Risma-Gus Hans. KH Imam Bukhori adalah keturunan dari Syaikh Muhammad Kholil bin Abdul Lathif atau Syaikhona Kholil yang merupakan ulama dari Pulau Madura.
Namun Risma-Gus Hans juga tidak bisa meremehkan kekuatan petahana di Pulau Garam. Pasalnya, Madura juga merupakan lumbung suara Khofifah-Emil pada Pilgub Jatim 2018 dengan raihan suara terbanyak (sekitar 1.190 juta suara).
Baihaki mengakui usai Pilpres 2029 peta politik cukup dinamis, sehingga petahana yang sebelumnya memiliki jaringan kekuatan di seluruh wilayah tidak menutup kemungkinan bisa digerogoti pesaing.
“Perlu adanya kampanye masif, karena pasca-Pilpres 2024 petanya cukup dinamis,” ucapnya.
Tim Pemenangan dan Parpol Pendukung
Paslon nomor urut 1 – Luluk Nur Hamidah-Lukmanul Khakim
Ketua Tim Pemenangan – Fauzan Fuadi (Bendahara Dewan Pengurus Wilayah PKB Jatim)
Parpol pendukung – PKB
Paslon nomor urut 2 – Khofifah Indar Parawansa-Emil Elestianto Dardak
Ketua Tim Pemenangan – Boedi Prijo (Ketua Tim Kampanye Pilpres 2024 Jatim untuk Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka)
Parpol pendukung – PAN, Partai Gerindra, Partai Golkar, Partai Demokrat, PPP, PSI, PKS, Perindo, Partai NasDem, Partai Buruh, Partai Gelora, PBB, PKN, Partai Garuda, Partai Prima (tidak lolos verifikasi)
Paslon nomor urut 3 – Tri Rismaharini-Zahrul Azhar Asumta
Ketua Tim Pemenangan – KH Imam Bukhori (cicit Syaikhona Kholil Bangkalan)
Parpol pendukung – PDIP, Partai Hanura, Partai Ummat