Petani Sawit Pilih Dukung Ganjar-Mahfud

Kalangan petani sawit sawit mendukung paslon capres dan cawapres nomor urut 3, Ganjar-Mahfud karena diyakini mampu memberikan kesejahteraan dan kemajuan pelaku sawit dari hulu hingga hilir.

Hal itu disampaikan tokoh sawit rakyat, Maruli Gultom dalam deklarasi Petani Sawit Rakyat Dukung Ganjar-Mahfud di Jakarta, dikutip Sabtu (3/2/224). “Jadi saya memetik hikmahnya, sawit itu untuk republik ini ibarat ayam bertelur emas, namun sayangnya Industri sawit ini terus menerus dipersulit,” kata Maruli.

Kata Maruli, industri sawit tidak diganggu saja pastinya akan bisa berkembang dengan sendirinya. “Biasanya kami di perusahaan sawit melakukan short analyzing, kebijakan pemerintah itu semestinya masuk ke segi opportunity, namun faktanya government regulation, justru menjadi ancaman,” kata Maruli.

Padahal dari sektor kelapa sawit, pemerintah telah memperoleh keuntungan berupa pajak. Dan saat ini bahkan sektor sawit telah menerapkan kebijakan moratorium sawit dan tidak ada ijin bari dibuat untuk sektor sawit.

Alasan kedua, kata Maruli, komposisi lahan di Indonesia sebanyak 41 persen adalah dikelola petani sawit kecil. Sebab itu dana yang ada di Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS) sebesar 40 persen itu sejatinya berasal dari petani.

“Kalau memang mau digunakan untuk sektor sawit maka harusnya 40 persen disalurkan ke petani, jangan didominasi ke pengusaha sawit besar, sekarang berapa besar petani sawit menerima dana dari BPDPKS itu, jangan dana itu dirampok buat yang lebih kaya, ini jadi kacau,” katanya.

Ketiga, kata Maruli, petani sawit kecil kecil itu untuk bisa segera memenuhi legalitas lahannya, sehingga semua bisa tertib, apa yang sudah ada sekarang harus dijaga, bila memang di lokasi sawit masuk status kawasan hutan, statusnya bisa di ubah, supaya lahan tersebut menjadi sah.

Dewan Pakar Tim Pemenangan Nasional (TPN) Ganjar-Mahfud, Danang Girindrawardana, sektor sawit di Indonesia memiliki peran penting dalam perekonomian negara, menjadi andalan ekspor CPO dan turunannya. Saat ini, 40 persen dari komposisi industri ini dipegang petani.

Sisanya dikuasai perkebunan sawit besar dan perkebunan sawit milik negara. Meskipun potensinya besar, produksi sawit Indonesia cenderung menurun, dan produktivitas lahan petani masih rendah. Beberapa kendala, seperti kebijakan minyak goreng sawit yang masih menjadi masalah, turut memperumit situasi.

Selanjutnya anggota komunitas sawit yang peduli dengan masa depan industri, Mansuetus Darto yang juga Koordinator Petani Sawit untuk Ganjar-Mahfud, mengatakan adanya pertimbangan politis dan visi mereka yang dinilai mampu membawa perubahan positif pada sektor sawit Indonesia.

Dalam konteks bisnis, lanjutnya, lebih dari 80 persen perwakilan rakyat di DPR dan MPR mewakili golongan pebisnis atau pengusaha.

“Oleh karena itu, kepemimpinan yang memahami masyarakat bawah, seperti yang dimiliki Ganjar-Mahfud, dianggap penting agar kebijakan yang dihasilkan tidak hanya menguntungkan kelompok besar tetapi juga masyarakat kecil, terutama para petani,” ungkap Darto.

Dalam konteks hilirisasi, kata Darto, Ganjar-Mahfud diharapkan dapat membawa terobosan baru yang menguntungkan seluruh masyarakat, bukan hanya kelompok besar.

 “Dalam perspektif kebijakan Uni Eropa terkait masalah lingkungan, diperlukan dasar nasional yang jelas untuk menjaga keseimbangan antara kesejahteraan orang kaya dan miskin,” kata Darto

 

Sumber: Inilah.com