Pidato Netanyahu di Kongres AS adalah Presentasi Terburuk dari Pejabat Asing


Pidato Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu kepada anggota parlemen di Kongres AS adalah presentasi terburuk yang pernah dilakukan oleh seorang pejabat asing di sana, kata mantan Ketua DPR AS Nancy Pelosi.

“Pidato Benjamin Netanyahu di DPR merupakan presentasi terburuk dari semua pejabat asing yang diundang dan diberi kehormatan untuk berpidato di Kongres Amerika Serikat,” kata Pelosi melalui platform media sosial X seperti dikutip Kamis (25/7/2024).

Netanyahu, pada Rabu (24/7/2024) waktu setempat, menyampaikan pidato kepada anggota parlemen AS atas undangan para pemimpin Kongres. Namun sejumlah anggota parlemen, termasuk Pelosi, dan sejumlah nama besar Partai Demokrat juga memilih tidak menghadiri pidato tersebut.

Keluarga sandera yang ditahan di Jalur Gaza sedang mengupayakan kesepakatan gencatan senjata antara Israel dan Hamas, kata Pelosi. Politikus perempuan itu mengatakan, dia berharap Netanyahu akan menghabiskan waktunya untuk berupaya mencapai gencatan senjata.

Pidato Netanyahu itu memicu protes di Washington, di mana penegak hukum mengerahkan semprotan merica dan menahan beberapa demonstran.

Direktur Nasional Koalisi ANSWER, Brian Becker, mengatakan kepada Sputnik News bahwa para petugas penegak hukum melakukan serangan, tanpa provokasi, terhadap para pengunjuk rasa.

Netanyahu tiba di Washington pada Senin (22/7/2024) untuk mengadakan serangkaian pertemuan dengan para pejabat AS, termasuk dengan Presiden Joe Biden dan penantangnya dari Partai Republik Donald Trump, serta untuk berpidato di sesi gabungan Kongres.

Karena mengabaikan resolusi Dewan Keamanan PBB yang menuntut gencatan senjata segera, Israel menghadapi kecaman internasional di tengah serangan brutal yang terus berlanjut di Gaza sejak awal Oktober 2023.

Sebanyak lebih dari 39.000 warga Palestina, yang sebagian besar perempuan dan anak-anak, sejak saat itu telah tewas, sementara nyari 90.000 lainnya luka-luka, menurut otoritas kesehatan setempat.

Selama lebih dari sembilan bulan sejak serangan, sebagian besar wilayah Gaza hancur di tengah blokade yang melumpuhkan terhadap akses makanan, air bersih, dan obat-obatan.

Israel dituding melakukan genosida di Mahkamah Internasional (ICJ), yang dalam putusan terbarunya memerintahkan Tel Aviv untuk segera menghentikan operasi militer di kota selatan Rafah, di mana lebih dari satu juta warga Palestina mencari perlindungan dari perang sebelum mereka diserang pada 6 Mei.

Dalam pidatonya di Kongres AS, Netanyahu menyinggung bahwa putusan ICJ sebagai upaya ‘memborgol tangan Israel’ dan menghalanginya untuk mempertahankan diri.

“Apabila tangan Israel dikekang, Amerika selanjutnya,” katanya.

Netanyahu juga mengajak AS untuk membentuk aliansi pertahanan di Timur Tengah untuk melawan Iran, sama seperti ketika AS dan Eropa melawan Uni Soviet.