Founder dan Peneliti Utama Indikator Politik Burhanuddin Muhtadi. (Foto: Tangkapan layar zoom meeting)
Founder dan Peneliti Utama Indikator Politik Burhanuddin Muhtadi memaparkan beberapa alasan mengapa survei Pilgub Jawa Tengah (Jateng) 2024 perlu dilakukan. Selain pertarungan antara Koalisi Indonesia Maju (KIM) Plus dan PDIP, menurutnya ada pula persaingan ketokohan di wilayah ini.
“Jadi kita tahu PDIP mengusung calon yang cukup kuat, Andika Perkasa-Hendi. Kemudian dilawankan oleh Luthfi dan Gus Yasin yang kita tahu didukung oleh sembilan partai yang mempresentasikan KIM Plus. Jadi semua partai yang ada di belakang Pak Prabowo itu ada di belakang Pak Luthfi-Yasin,” ucap Burhanuddin secara virtual dalam rilis survei bertajuk ‘Gubernur dan Wakil Gubernur Pilihan Warga Jawa Tengah’, dipantau di Jakarta, Minggu (17/11/2024).
Dia menambahkan, Pilgub Jateng bukan hanya merupakan pertarungan personal antara Luthfi dan Andika, tetapi menurutnya, juga merefleksikan kekuatan partai dan tokoh-tokoh besar di belakangnya. “Saya sebut pilpres, karena Bu Mega turun gunung untuk mensosialisasikan Andika di Jateng, beberapa kali beliau datang ke Jateng,” tuturnya.
Burhanuddin mencontohkan, Presiden Prabowo Subianto yang beberapa waktu secara terang-terangan memberikan dukungan kepada paslon Luthfi-Yasin.
“Tetapi seorang Prabowo, presiden yang baru saja dilantik kemudian memberikan dukungan yang cukup eksplisit ke Luthfi, itu jelas menunjukkan betapa sangat kompetitifnya peta elektoral di Jateng dan menunjukkan betapa pentingnya Jateng buat pak Prabowo,” ujar Burhanuddin.
Ditambah makin seru dengan turun langsungnya Presiden ke-7 RI Joko Widodo (Jokowi) dalam kegiatan kampanye akbar Luthfi-Yasin di Banyumas, Tegal dan Grobogan. Makin mempresentatifkan Pilkada Jateng jadi arena pertarungan Jokowi vs Megawati.
“Kedua, PDIP yang kita tahu punya sejarah manis dengan Pak Jokowi, itu terjadi suatu peristiwa yang memisahkan keduanya sampai sekarang, jadi terjadi panas dingin antara Bu Mega dengan Pak Jokowi,” ujar dia.