News

Pinka Hapsari: Cucu Megawati, ‘Banteng Muda’ yang Diistimewakan

Sosok Pinka Hapsari sempat jadi sorotan saat kemunculannya di perayaan HUT PDIP ke-50, Januari lalu. Kala itu, ia bersama saudaranya Praba Diwangkara hadir dan duduk di belakang Menkumham Yasonna Laoly dan Mensos Tri Rismaharani.

Tidak hanya hadir, ia juga sempat diperkenalkan langsung oleh sang nenek, Megawati Soekarnoputri, Ketua Umum PDIP, ke seluruh kader. Saat itu, Megawati sudah memberi sinyal bahwa cucunya akan terjun ke dunia politik.

Kemudian pada 11 Mei 2023, anak dari Ketua DPR RI Puan Maharani ini dipastikan oleh PDIP akan maju sebagai bakal calon anggota legislatif (bacaleg) untuk bertarung memperebutkan kursi di Senayan, pada Pileg 2024.

Pinka yang tidak pernah muncul ke publik dalam kegiatan sosial atau politik, ujug-ujug menjadi kandidat wakil rakyat. Rekam jejaknya yang tidak banyak diketahui, tentu akan menimbulkan banyak keraguan di tengah masyarakat, terkait kemampuan dan kualitasnya kelak saat menjabat.

Peneliti Indikator Politik Indonesia, Bawono Kumoro menilai wajar jika banyak masyarakat yang meragukan kualitas Pinka di kancah politik. Sebab, pengalamannya sebagai seorang politikus terbilang nihil.

“Ini kan wajar publik menaruh keraguan gitu ya terhadap anggota caleg yang lain juga gitu kan, apalagi kalau nama tersebut tiba-tiba masuk dalam daftar caleg DPR RI, tidak berjenjang dulu,” kata Bawono saat dihubungi Inilah.com di Jakarta, dikutip Rabu (17/5/2023).

Menurut dia, seharusnya bagi para calon politikus baru perlu melalui tahapan terlebih dahulu dari tingkat Kabupaten/Kota maupun Provinsi.

“Tidak sedikit juga memang anggota keluarga pejabat, yang masuk politik sebagai pendatang baru diragukan enggak bisa apa-apa gitu kan,” imbuhnya.

Ia meyakini didaulatnya Pinka sebagai bacaleg di tingkat DPR oleh PDIP tidak lepas dari statusnya sebagai keturunan sang ketua umum. “Memang disana telihat ada keistimewaan jalan yang diberikan kepada anggota keluarga Soekarno dalam hal ini anak Bu Puan,” tandasnya.

Senada, pengamat politik dari Universitas Al-Azhar, Ujang Komarudin mengaku tidak terkejut dengan majunya Pinka. Menurutnya hal tersebut sudah lumrah terjadi di setiap partai, asal mengusung anggota keluarganya untuk menduduki kursi legislatif tanpa menimbang kualitas dari yang ditunjuk.

“Semua partai hampir sama soal kualitas anaknya, yang penting maju dulu soal kualitas ya nanti, nomor sekian, cenderung terabaikan,” jelasnya saat dihubungi Inilah.com di Jakarta, dikutip Rabu (17/5/2023).

Ia menyebut, didaftarkannya Pinka oleh partai banteng moncong putih menjadi bukti tambahan bahwa memang mengguritanya dinasti politik di tanah air adalah hal nyata bukan isapan jempol semata.

“Jadi saya lihatnya, ya inilah berdemokrasi yang manfaatkan kesempatan aji mumpung, mumpung berkuasa, mumpung punya jabatan, memajukan anak maupun keluarga menjadi pejabat,” tegas dia.

Ujang menyayangkan tidak adanya aturan yang melarang hal tersebut. Sehingga, selama tidak ada aturan yang membatasi maka para pejabat tersebut akan memajukan anggota keluarganya.

“Seharusnya para pejabat dapat menjaga demokrasi Indonesia yang sehat dengan memberikan peluang bagi kader lain untuk maju menjadi calon anggota legislatif,” pungkas dia.

Berebut Kursi di Bali?

Kepastian majunya Pinka sebagai bacaleg PDIP di tingkat DPR RI, keluar dari mulut Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto, saat partai banteng moncong putih menyerahkan daftar bacaleg ke Komisi Pemilihan Umum (KPU), Jakarta, Kamis (11/5/2023).

Sayangnya, Hasto tidak membocorkan daerah pemilihan (dapil) yang menjadi lokasi pemenangan Pinka. “Ada Mbak Pinka yang memang telah mengikuti proses kaderisasi, tinggal di Sekolah Partai selama tiga hari,” kata Hasto kala itu.

Meski demikian, kuat dugaan Pinka akan bertarung di Provinsi Bali, salah satu kandang banteng. Sebab, Inilah.com pernah melihatnya ikut dalam kunjungan Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KPPPA) pada Maret lalu, di Bali.

Pinka Hapsari Dan Menteri Pppa - inilah.com
Pinka Hapsari (kiri) dan Menteri PPPA Bintang Puspayoga (tengah) saat berkunjung ke Lapas Perempuan Kerobokan, Bali, pada Maret lalu. (Foto: Arsip Inilah.com).

Dalam tiga hari kunjungan kerja tersebut, Menteri PPPA Bintang Puspayoga banyak membawa Pinka ke berbagai lokasi. Mulai dari kunjungan perpustakaan ramah anak di SD Negeri 1 Bukit Karangasem Bali, makan siang bersama pejabat Pemkab Karangasem hingga mengunjungi Lapas Perempuan Kerobokan.

Di berbagai kunjungan itu raut wajah kebingungan tampak jelas, menyiratkan Pinka tak tahu harus seperti apa berinteraksi dengan masyarakat. Tak jarang ia hanya memasang senyum yang dipaksakan, diiringi anggukan kepala saat merespons warga yang antusias, setelah tahu bahwa sosok di depan mata mereka adalah cucu ‘orang besar’.

Dari banyak agenda yang diikuti, hanya satu agenda yang Pinka terlihat absen, yakni saat Menteri Bintang mengunjungi 49 siswa SMP di Karangasem yang menjadi korban ketagihan self harm. Penyebab pasti ketidakhadiran Pinka tidak jelas, namun informasi yang beredar ia bertemu dengan pengurus PDIP Provinsi Bali saat itu.

Sekilas tentang Pinka Hapsari

Tidak banyak informasi seputar Pinka Hapsari yang terekspos ke publik. Akun Instagramnya @pinkahaprani pun terkunci rapat, hanya orang tertentu alias sudah di-follow back, yang bisa melihat isi akunnya.

Dihimpun dari berbagai sumber, pemilik nama lengkap Diah Pikatan Orissa Putri Hapsari ini adalah anak sulung dari pasangan Puan Maharani dan Hapsoro ‘Happy’ Sukmonohadi merupakan lulusan SOAS University of London. Ia menyelesaikan pendidikannya di bidang jurusan International Relations & Affair pada Juli 2022.

Sebelum menempuh pendidikan di London, wanita berusia 25 tahun ini juga pernah mengambil jurusan ilmu komunikasi di Universitas Indonesia. Pinka diketahui menguasai dua bahasa asing, yakni bahasa Inggris dan Korea.

Pinka memiliki minat yang tinggi di bidang fashion. Kabarnya ia pernah menjadi pekerja magang di redaksi majalah fashion, Harper’s Bazzar.

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Back to top button