Anggota Komisi I Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Jazuli Juwaini menyoroti imbauan yang dikeluarkan Kementerian Informasi dan Komunikasi (Kominfo). Pasalnya dalam imbauan tersebut, Kominfo meminta seluruh stasiun televisi mengganti penayangan azan dengan running text karena bertepatan dengan Misa Akbar bersama Paus Fransiskus.
Ia menilai imbauan tersebut terlalu gegabah diputuskan. Sehingga berdampak pada gejolak publik yang menyayangkan hal tersebut.
“Dari telepon yang masuk ke saya, tokoh dan ormas, itu menyayangkan ada surat dari Dirjen yang mengganti azan dengan running text,” kata Jazuli saat rapat kerja (raker) dengan Kominfo di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta Pusat, Rabu (4/9/2024).
Jazuli menyebut seharusnya tidak perlu ada perubahan tayangan selama Misa Akbar berlangsung. Keputusan ini dianggap mampu menunjukan tingginya toleransi bangsa.
“Kan di situ malah kelihatan tuh toleransinya, saat agama ini sedang berjalan, kasih ruang, agama ini sedang berjalan, kasih ruang dengan baik,” ucapnya.
Lebih lanjut, Jazuli mengeklaim keputusan tersebut juga sejalan dengan keinginan Paus. Menurutnya, pimpinan umat Katolik ini tentu tidak meminta pemerintah menggantikan tayangan azan dengan running text.
“Saya yakin Paus-nya pun tidak minta begitu. Ganti, gitu. Menurut saya. Jadi kita tidak perlu berlebihan,” ujarnya.
Dengan berbagai polemik ini, Jazuli memperingati pemerintah dalam menyebarkan imbauan. Ia menyatakan pemerintah perlu mengkaji lebih jauh akan berbagai keputusan yang melibatkan publik.
“Jadi saya berharap mari kokohkan nilai Pancasila. Dirjen tidak boleh sembarangan mengeluarkan surat, dilihat dulu ada unsur SARA atau tidak, ada unsur yang kira-kira mengganggu stabilitas apa tidak, dan seterusnya,” tuturnya.