Platenik Bongkar Alasan Pisah dengan Emma Raducanu: Dia Tertekan dan Stres!


Pelatih tenis asal Slovakia, Vladimir Platenik, akhirnya buka suara mengenai perpisahannya dengan Emma Raducanu setelah hanya dua minggu bekerja sama. Platenik mengungkapkan bahwa keputusan untuk mengakhiri kerja sama datang dari Raducanu sendiri karena merasa stres dan tertekan dengan ekspektasi besar setelah menjuarai US Open 2021.

Platenik, yang sebelumnya melatih Daria Kasatkina dan Dominika Cibulkova, mengatakan bahwa ia sama sekali tidak marah dengan keputusan Raducanu, meskipun mengaku terkejut dengan pemutusan hubungan yang begitu cepat.

“Saya sangat terkejut, tapi saya tidak marah. Saya sepenuhnya memahami posisi Emma. Sejak ia menjuarai US Open, dunia terus memperhatikannya, dan semua orang—termasuk dirinya sendiri—ingin tahu apa yang akan ia lakukan selanjutnya,” ujar Platenik dikutip inilah.com dari BBC Sport.

Menurutnya, tekanan besar yang dihadapi Raducanu membuat petenis berusia 22 tahun itu tidak merasa nyaman untuk melanjutkan kerja sama mereka.

“Dia mengatakan kepada saya bahwa dia merasa stres. Saya rasa itu adalah keputusan yang harus kita hormati. Seorang pemain harus merasa baik dengan diri mereka sendiri dan keputusan yang mereka buat. Kadang keputusan itu benar, kadang salah, hanya waktu yang akan menjawab,” lanjutnya.

Latihan Intens dan Perkembangan Cepat

Platenik pertama kali direkrut oleh Raducanu menjelang Indian Wells 2025 dalam uji coba kerja sama selama dua minggu. Ia tiba di turnamen hanya satu hari sebelum Raducanu kalah di babak pertama dari petenis Jepang Moyuka Uchijima.

Meskipun hasil di lapangan tidak memuaskan, Platenik memuji kerja keras Raducanu selama sesi latihan. Ia bahkan mengaku terkesan dengan kemajuan pesat yang ditunjukkan dalam waktu singkat.

“Dalam 8-9 hari, saya tidak pernah melihat seorang pemain berkembang secepat itu. Ia menyerap semua yang saya ajarkan dengan baik. Dalam pertandingan pertamanya di Miami Open, dia bermain sangat baik secara teknis dan taktis, persis seperti yang kami latih,” ungkapnya.

Namun, meski menunjukkan peningkatan dalam permainannya, tekanan mental yang dirasakan Raducanu membuatnya memutuskan untuk tidak melanjutkan kerja sama.

Ada Pengaruh dari Pernyataan Kontroversial?

Selain tekanan internal, Platenik juga mengonfirmasi bahwa wawancaranya dengan media Slovakia Dennik N sempat memicu ketegangan dalam hubungan mereka. Dalam wawancara tersebut, ia menyebut bahwa Raducanu telah “melewati neraka” sejak menjuarai US Open.

Komentar itu rupanya sampai ke telinga Raducanu dan membuatnya semakin khawatir dengan pemberitaan media.

“Emma juga merasa stres dengan artikel itu. Agennya sempat berkomentar bahwa pernyataan saya mungkin sedikit tidak menguntungkan, tapi saya tidak marah. Saya selalu mengatakan kebenaran, dan mungkin itulah yang tidak disukai banyak orang. Namun, saya percaya tenis adalah olahraga yang jujur,” kata Platenik.

Platenik Masih Terbuka untuk Kembali

Meski telah berpisah, Platenik tetap menyimpan harapan untuk bisa bekerja sama dengan Raducanu di masa depan jika ia berubah pikiran.

“Jika enam bulan ke depan Emma datang kembali dan berkata, ‘Vlado, saya melakukan kesalahan, ternyata metode Anda berhasil,’ maka saya akan terbuka untuk bekerja sama lagi,” pungkasnya.

Sementara itu, Raducanu kini kembali berburu pelatih baru setelah sebelumnya juga berpisah dengan Nick Cavaday, yang mengundurkan diri karena alasan kesehatan.

Petenis peringkat 2 Inggris itu kini fokus melanjutkan perjalanannya di Miami Open, di mana ia sudah mengamankan kemenangan di babak pertama.

Atlet kelahiran Kanada ini akan menghadapi unggulan kedelapan Emma Navarro di babak kedua, pertemuan pertamanya dengan petenis Top 10 sejak kalah dari Iga Swiatek pada babak ketiga Australian Open.

“Ini akan menjadi pertandingan yang sangat menantang,” kata Raducanu usai laga, seperti disiarkan WTA.