PM Lebanon: Masyarakat Internasional Harus Bersikap Tegas kepada Israel


Perdana Menteri Lebanon Najib Mikati mendesak masyarakat internasional untuk bersikap tegas terhadap ‘pembantaian brutal Israel’ di Lebanon.

“Sebenarnya saya berniat ke New York sebagai bagian dari upaya diplomatik Lebanon dalam Sidang Umum PBB untuk menghentikan agresi Israel yang sedang berlangsung terhadap Lebanon dan pembantaian yang dilakukan oleh musuh,” kata Mikati dalam sebuah pernyataan, seperti dikutip Anadolu Agency, Minggu (22/9/2024).

“Namun, mengingat perkembangan terbaru terkait agresi Israel di Lebanon, saya memutuskan untuk membatalkan perjalanan saya,” tambahnya.

“Saat ini tidak ada prioritas yang lebih penting ketimbang menghentikan pembantaian yang dilakukan oleh musuh Israel dan berbagai jenis perang yang dilancarkannya,” lanjut Mikati lagi.

PM Lebanon itu menyerukan kepada ‘masyarakat internasional dan siapapun yang memiliki rasa kemanusiaan untuk bersikap tegas terkait pembantaian yang mengerikan, dan memberlakukan hukum internasional guna melindungi perangkat teknologi masyarakat umum agar tidak menjadi sasaran serangan’.

Sedikitnya 38 orang, termasuk anak-anak dan perempuan, tewas serta puluhan lainnya luka-luka dalam sebuah serangan udara mematikan oleh Israel di daerah pinggiran selatan Beirut pada Jumat (20/9/2024).

Hizbullah mengonfirmasi bahwa sedikitnya 16 dari anggotanya, termasuk pemimpin senior Ibrahim Aqil dan komandan utama Ahmed Wahbi, tewas dalam serangan Israel tersebut.

Serangan itu terjadi dua hari setelah sedikitnya 37 orang tewas dan lebih dari 3.000 lainnya terluka dalam dua gelombang ledakan perangkat komunikasi nirkabel –pager dan walkie-talkie– di sejumlah wilayah di Lebanon.

Pemerintah Lebanon dan Hizbullah menuding Israel menjadi dalang dari rentetan ledakan tersebut. Meski demikian, Tel Aviv tidak membantah ataupun mengakui terlibat.

Hizbullah dan Israel berperang lintas batas sejak Israel mulai menggempur Gaza pada 7 Oktober 2023 setelah Hamas melakukan serbuan ke Israel.

Rentetan serangan brutal Israel yang nyaris tanpa henti di Jalur Gaza sejauh ini menewaskan hampir 41.400 orang, kebanyakan perempuan dan anak-anak.