Polio Kembali Muncul di Indonesia, Pakar Minta Masyarakat Lengkapi Imunisasi

Indonesia kembali dihantui ancaman polio, penyakit yang bisa menyebabkan lumpuh layu pada anak-anak. 

Belum lama ini, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mengumumkan penemuan tiga kasus polio di Jawa Tengah dan Jawa Timur, padahal Indonesia sudah dinyatakan bebas polio sejak tahun 2014.

Menurut Anggraini Alam, pakar infeksi tropik dari Universitas Padjadjaran (UNPAD), polio kembali muncul karena cakupan imunisasi menurun, terutama akibat pandemi COVID-19. 

Ia mengatakan polio adalah bom waktu yang bisa meledak kapan saja jika imunisasi tidak dilakukan secara rutin dan lengkap.

“Jadi sebetulnya kita pelajaran pertama di Aceh ya, kemudian Purwakarta, kemudian ke Jawa Tengah dan saya kira ya memang tidak ada jalan lain selain meninggikan cakupan imunisasi ya,” ujar Anggraini dalam temu media virtual digelar oleh Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), Jakarta, Senin, (09/01/2024).

Anggraini mengatakan bahwa imunisasi adalah hak dasar anak yang harus diberikan oleh orang tua. Ia juga menegaskan bahwa imunisasi sudah terbukti secara saintifik aman dan efektif mencegah polio dan penyakit lainnya.

“Kita tentu saja tidak ingin timbul korban lagi anak-anak yang cacat ya. Coba kita bayangkan seandainya itu anak kita, bagaimana dia mau jadi pemain bola misalkan. Bagaimana dia mau bisa berlari normal kalau kakinya lumpuh kecil sebelah ya. Tentu saja ini sangat merugikan potensi generasi emas ya di tahun 2045 yang kita ingin tuju,” katanya.

Anggraini juga mengkritik adanya kantong-kantong masyarakat yang menolak imunisasi, seperti di daerah Tapal Kuda di Jawa Timur. 

Ia mengatakan bahwa daerah tersebut merupakan langganan untuk kejadian luar biasa (KLB) penyakit menular, seperti difteri dan polio. Ia berharap agar pemerintah dan masyarakat bisa bersinergi untuk mengatasi masalah ini.

“Adanya kantong-kantong yang menolak imunisasi ya. Di daerah Tapal Kuda di Jawa Timur itu ya Prof. Itu daerah-daerah kantong-kantong yang memang dari dulu memang langganan untuk KLB ya. Difteri, bolak-balik. Tapi sekarang sayang sekali polio muncul ya. Kita sudah bebas polio 2014,” paparnya.

Pakar imunisasi dari UNPAD. Prof. Ismo menjelaskan tentang pentingnya pemberian Oral Polio Vaccine (OPV) dan Inactivated Polio Vaccine (IPV) kepada bayi sesuai dengan jadwal imunisasi. Ia mengatakan bahwa OPV dan IPV memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing, namun keduanya sama-sama efektif melindungi anak dari polio.

Prof. Ismo mengimbau agar masyarakat tidak takut dan ragu untuk memberikan imunisasi anak-anak mereka. 

Ia menambahkan imunisasi adalah salah satu cara paling efektif untuk mencegah penyakit menular, termasuk polio.

Sumber: Inilah.com