Polisi mendalami dugaan penganiayaan berencana yang terjadi di SMA Negeri 70 Jakarta, kawasan Bulungan, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan.
Diketahui, korban ABF telah melaporkan inisial F yang merupakan kaka kelasnya ke Polres Metro Jakarta Selatan. Laporan teregister dengan nomor LP/B/3769/XII/2024/SPKT/Polres Metro Jaksel/Polda Metro Jaya, Rabu (28/11/2024).
“Kalau itu (penganiayaan berencana) pasti kita dalami, kita mencari barang bukti dan saksi-saksi,” ujar Kasi Humas Polres Metro Jakarta Selatan, AKP Nurma Dewi kepada wartawan, Kamis (12/12/2024).
Lebih lanjut Nurma mengatakan terlapor dan korban bakal dilakukan pemeriksaan untuk dimintai keterangan. Adapun pemeriksaan bakal dilakukan Rabu (18/12/2024).
“Dijadwalkan pasti, tapi tanggal harinya masih di penyidik. Hari ini dari penyidik sudah melayangkan surat untuk tanggal 18 Desember jam 14.00 untuk meminta keterangan dari pelapor dan korban,” ucap dia.
Sebelumnya, Kasus bullying atau perundungan kembali terjadi di lingkungan sekolah, kali ini di SMA Negeri 70 Jakarta kawasan Bulungan, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan.
Korban berinisial ABF mengaku dianiaya oleh kakak kelasnya berinisial F di toilet sekolah pada 28 November 2024. Awalnya, korban ABF yang masih duduk di kelas X (satu) dipanggil oleh teman seangkatannya untuk datang ke toilet di lantai dua sekolah.
Setibanya di lokasi, tangan ABF ditarik oleh kakak seniornya berinisial F yang duduk di kelas XII (tiga). Keduanya terlibat cekcok di dalam toilet, hingga F yang diduga tersulut emosi, memukul tubuh ABF hingga membuatnya terjatuh.
ABF kemudian diminta berdiri kembali, tetapi kembali menjadi korban kekerasan oleh teman-teman F yang sudah berada di sekitar toilet. Selain itu, sepatu dan telepon seluler (ponsel) juga diambil oleh para pelaku. Akibatnya, ABF mengalami luka memar di beberapa bagian tubuhnya.
Mengenai hal ini, Kepala SMAN 70 Jakarta, Sunaryo membenarkan adanya penganiyaan di lingkungan sekolahnya. Karena itu pihak sekolah akan melakukan mediasi dengan mempertemukan para orang tua siswa.
“Besok kami akan mediasi dengan orang tua,” kata Sunaryo kepada wartawan, Kamis (12/12/2024).
Dia menjelaskan sebelumnya pelaku kelas XII berteman dengan korban kelas X.
Adapun penanganan dari pihak sekolah sudah dilakukan mulai dari konfirmasi dengan memanggil korban, orang tua korban, para pelaku, dan orang tua para pelaku.
“Karena banyak yang ditangani, maka ada proses yang kami lalui sejak 4 Desember sampai saat ini,” jelasnya.
Kini, pihak SMAN 70 Jakarta telah melakukan koordinasi dengan Suku Dinas Pendidikan Jakarta Selatan dan Dinas Pendidikan DKI.
Dia memastikan proses penanganan akan terus berjalan dan akan mendatangi rumah korban untuk pendalaman lebih lanjut.
“Proses berjalan sambil menggali motif, dan sekarang kami mau silaturahmi ke rumah korban,” ujarnya.