News

Politikus PDIP: Indeks Persepsi Korupsi Tak Memuat Data dan Fakta, Jangan Dijadikan Acuan

Anggota Komisi III DPR, Wayan Sudirta menghargai laporan indeks persepsi korupsi (IPK) yang menyebut adanya penurunan pemberantasan korupsi di tanah air. Namun demikian ia mengingatkan bahwa sebuah persepsi jangan dijadikan acuan, karena tidak berisikan data dan fakta.

“IPK menurun itu mesti dihargai, namanya persepsi kan bukan data bukan fakta, maka itu jangan menghadap-hadapkan persepsi dengan data,” sebut Wayan di kawasan Kalibata, Jakarta Selatan, Minggu (12/2/2023).

Sebaliknya, Wayan menilai justru di era pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) terjadi kemajuan yang pesat dalam pengendalian keuangan negara. Hal ini, sambung dia, berdasarkan pada data pihak kepolisian. “Kami sudah bilang harus diakui adanya penurunan, tapi kami juga menyajikan data di kepolisian adanya kemajuan yang pesat tentang pengendalian uang negara,” jelasnya.

“Tapi saya tidak ingin menghadapkan kemajuan dari kepolisian, kejaksaan dan KPK beserta hasil-hasilnya dengan persepsi korupsi yang menurun,” tambah Wayan.

Wayan cenderung ingin mengambil hikmahnya saja dari laporan indeks persepsi korupsi yang menurun. Hal ini bisa dijadikan pengingat bagi pemerintah agar tidak cepat berpuas diri dengan segala prestasi yang sudah ditorehkan hampir satu dekade terakhir.

“Masukan dan kritik ini, mari kita tangkap maksud baiknya mereka. Bahwa mereka mengkritik itu jangan dipandang negatif dengan priority. Kritik mereka adalah kecintaan kepada KPK dan juga Jokowi,” tandasnya.

Diketahui, Indonesia mengalami penurunan drastis skor indeks persepsi korupsi selama 10 tahun terakhir, di mana Indonesia masuk dalam bagian sepertiga negara paling korup di dunia. 2021 Indonesia berada di posisi 96 dari 180 negara, 2022 Indonesia berada di peringkat 110 dari 180 negara yang disurvei.

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Back to top button