News

Politikus PDIP Sebut Isu Keretakan Megawati dengan Jokowi adalah Trik Usang

Politikus PDIP Andreas Hugo Pereira menyebut isu keretakan Ketua Umum Megawati Soekarnoputri dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang dihembuskan oleh media asing The Straits Times adalah sebuah trik usang yang ingin memecah belah bangsa.

“Yang seperti ini, praktik politik kuno, politik “devide et impera” gaya kolonialis, media kita enggak usah ikut-ikutan lah,” ujar Andreas saat dihubungi Inilah.com, di Jakarta, Minggu (4/6/2023).

Mungkin anda suka

Ia menegaskan kondisi partainya saat ini sedang dalam keadaan yang sangat solid. Andreas juga mengatakan, kader-kader partai banteng bukan pengecut yang suka menyamarkan identitas dalam memberikan informasi.

“Enggak ada keretakan, kita solid bergerak untuk Indonesia Raya. Perlu digarisbawahi, enggak ada satupun politisi dari PDIP yang anonim ya,” tegas dia mengakhiri pembicaraan.

Diketahui, berdasarkan laporan The Straits Times yang dikutip Sabtu (3/6/2023), terjadi keretakan hubungan antara Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri dan Presiden Joko Widodo (Jokowi). Hal ini terkait bakal calon wakil presiden (cawapres) yang akan mendampingi Ganjar Pranowo dalam Pemilu tahun depan.

Mengutip sumber dari dalam partai, Megawati telah ‘mengesampingkan’ peran Jokowi dalam memilih cawapres untuk Ganjar. Hal tersebut disebut telah menimbulkan rasa tak nyaman bagi Jokowi.

Adapun, Jokowi yang tak lama lagi menyelesaikan periode kedua pemerintahannya tak bisa lagi maju sebagai capres. Hal itu menimbulkan kekhawatiran sejumlah kebijakan yang telah dimulai tidak berlanjut.

Alhasil, Jokowi sangat ‘berkepentingan’ untuk terlibat dalam pemilihan cawapres yang diusung partainya, PDIP. “Dua tokoh yang diunggulkan Jokowi menjadi cawapres Ganjar disikapi dingin oleh Megawati,” kata politisi senior PDIP yang tak mau disebutkan namanya itu, sebagaimana dikutip The Strait Times.

Kedua tokoh tersebut adalah Menteri Pariwisata Sandiaga Uno yang berperan penting dalam membantu menantu Jokowi, Bobby Nasution, memenangkan pemilihan Wali Kota Medan pada 2020. Seorang lagi adalah Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir yang keluarganya disebut donatur utama kampanye kepresidenan Jokowi pada 2019.

Menurut politisi lain, hal ini memperparah ketidaknyamanan Jokowi, yang sebelumnya juga kaget dengan waktu pengumuman Ganjar sebagai capres dari PDI-P pada 21 April. Politisi, yang berbicara dengan syarat anonim, mengatakan hal ini dapat mendorong Jokowi yang tidak senang untuk mendukung kandidat saingan partainya, Prabowo Subianto.

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Back to top button