News

Polmatrix: Dua Parpol Anggota KIB di Bawah Ambang Batas Parlemen

Senin, 27 Jun 2022 – 10:47 WIB

Ilustrasi - Suasana Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta. Foto: Inilah.com/Didik Setiawan.

Ilustrasi – Suasana Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta. Foto: Inilah.com/Didik Setiawan.

Hasil survei Polmatrix Indonesia menunjukkan terjadi penurunan elektabilitas Partai Persatuan Pembangunan (PPP) dan Partai Amanat Nasional (PAN) hingga di bawah ambang batas parlemen empat persen. Dua partai tersebut saat ini berada dalam Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) bersama Partai Golkar.

“Dua anggota KIB masih di bawah ambang batas, yaitu PPP 2,6 persen dan PAN 1,6 persen,” kata Direktur Eksekutif Polmatrix Indonesia Dendik Rulianto dalam keterangannya di Jakarta, Minggu (26/6/2022).

Selanjutnya dia menyebutkan posisi unggul elektabilitas partai politik masih ditempati oleh PDI Perjuangan dengan elektabilitas 17,8 persen, disusul Gerindra sebesar 12,4 persen.

Berikutnya, ujar Dendik, terdapat PKB (8,8 persen), Demokrat (8,5 persen), Golkar (7,3 persen), PSI (5,4 persen), dan PKS (5,1 persen). Dengan demikian, hanya tujuh partai politik yang elektabilitasnya berada di atas ambang batas 4 persen.

Survei Polmatrix Indonesia pada tanggal 16—21 Juni 2022 terhadap 2.000 responden mewakili 34 provinsi. Metode survei adalah multistage random sampling (acak bertingkat) dengan margin of error survei sebesar 2,2 persen dan pada tingkat kepercayaan 95 persen.

Adapun pengamat politik Hendri Satrio menyebut PPP paling mungkin keluar dari KIB. Alasan, seperti dikutip dari akun Twitter-nya, @satriohendri, Jumat (24/6/2022), karena konstituen atau pendukung PPP lebih dekat ke Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dibanding Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, Menteri BUMN Erick Thohir, apalagi Ketua Umum DPP Partai Golkar, Airlangga Hartarto.

Sebelumnya, Ketua Umum PPP Suharso Monoarfa dituntut dapat mengambil langkah dan keputusan yang tepat terkait Pilpres 2024 untuk menentukan nasib PPP ke depannya.

Ketua DPP PPP periode 2011-2021 Rusli Effendi mengatakan, keputusan politik untuk Pilpres itu sangat menentukan bagi PPP. “Hal itu di samping mempersiapkan calon legislatif (caleg) yang bisa berkompetisi dengan lainnya,”kata Rusli dalam keterangan, Minggu (19/6/2022).

Rusli mencermati keputusan politik oleh Suharso Monoarfa terkait dengan Pemilihan Umum Presiden 2024 akan sangat menentukan nasib PPP ke depannya, terlebih setelah Pemilu 2024.

Untuk diketahui, pada hasil Pemilu 2019 PPP memperoleh suara sah sebanyak 6.323.147 (4,52 persen), sedangkan PAN meraih suara sah sebesar 9.572.623 (6,84 persen).

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Back to top button