Empati

Polres Metro Jakut Bedah Rumah Pasutri yang Kerap Kebanjiran

Kepolisian Sektor Kelapa Gading Kepolisian Resor (Polres) Metro Jakarta Utara memenuhi janjinya untuk menyelesaikan bedah rumah warga langganan banjir milik Zailani dan Asnah, pasangan suami-istri di Rukun Warga (RW) 02 Kelurahan Pegangsaan Dua, Kelapa Gading, Jakarta Utara, Selasa.

Kepala Polres Metro Jakarta Utara Komisaris Besar Polisi Wibowo mengatakan inisiatif Polsek Kelapa Gading bersama para donatur untuk membantu warga RW02 Kelurahan Pegangsaan Dua itu bisa didorong sebagai contoh bagi polsek-polsek lain di wilayah Jakarta Utara.

“Iya, ini kan baru pilot project, kegiatan pertama. Karena kan kita tadi, kegiatan pertama ini bisa memancing ya, memancing donatur-donatur lain, potensi masyarakat lain, termasuk kita akan lakukan ke polsek-polsek untuk melakukan kegiatan yang sama,” kata Wibowo.

Wibowo bersyukur bedah rumah Zailani dan Asnah yang dimulai sejak 16 November 2021 itu bisa diselesaikan pada 21 Januari, sehingga prosesi serah terima kunci rumah kepada warga yang bersangkutan bisa dilaksanakan, Selasa pagi.

Ia mengatakan kegiatan bedah rumah itu terlaksana berkat kolaborasi TNI-Polri, Pemerintah Kota Jakarta Utara, serta donatur para tokoh masyarakat yang berkecukupan yang memiliki empati dan ingin meringankan beban sesama di masa pandemi COVID-19.

Kepala Polsek Kelapa Gading Komisaris Polisi Rio Mikael L Tobing mengatakan para donatur berhasil mengumpulkan dana Rp 72.900.000 untuk membedah rumah Zailani dan Asnah agar layak huni dan tidak kebanjiran lagi.

Menurut Asnah, rumahnya benar-benar dipugar total. Tembok dindingnya yang miring dirobohkan lalu dibangun kembali. Lantainya dibuat lebih tinggi, karena ditimbun dari dinding batu bata lama yang dirobohkan, agar Asnah dan suami bisa tidur di rumah dengan tenang saat hujan turun.

Sewaktu rumah belum dibedah, Asnah khawatir atap rumah yang ditinggali bersama lima cucunya itu bisa roboh karena tembok-tembok yang sudah miring.

Asnah mengatakan sudah pernah mencoba membedah rumahnya sendiri. Tapi hanya bagian atap yang bisa dia betulkan sendiri karena terkendala dana.

“Sudah habis uang saya, daripada kebocoran terus. Pas lagi jualan nasi uduk, pada bocor. Ya sudah pas saya dapat rezeki, saya kumpulkan sehari-hari buat membetulkan atap,” kata Asnah.

Asnah sehari-hari berjualan nasi uduk untuk membantu memenuhi kebutuhan sehari-hari bersama suaminya Zailani, yang bekerja sebagai hansip di kelurahan dengan pendapatan Rp800 ribu per bulan.

Karena itu, ia amat bersyukur serta berterima kasih kepada TNI-Polri, RT/RW, dan para donatur yang membantu meringankan bebannya.

“Semoga dimudahkan rezeki yang mengasih saya, saya enggak bisa membalas apa-apa, tapi Allah,” kata Asnah.

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Ibnu Naufal

Menulis untuk masa depan untuk aku, kamu dan kita.
Back to top button