Presiden RI Prabowo Subianto mengaku belum mengetahui informasi terbaru mengenai hasil negosiasi tarif impor baru oleh Amerika Serikat (AS) atau populer disebut tarif Trump. Pasalnya, Prabowo hingga berita ini diturunkan belum bertemu Airlangga.
Airlangga saat ini didapuk sebagai Ketua Tim Negosiasi AS, selain Menteri Koordinator bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto.
“Saya belum bertemu Airlangga. Saya enggak tahu jam berapa dia datang. Saya menunggu laporannya,” kata Prabowo kepada wartawan di Kompleks Istana Kepresidenan Jakarta, Gambir, Jakarta Pusat, Selasa (22/4/2025).
Airlangga sebelumnya dalam jumpa pers online mengungkap Indonesia berencana menambah impor komoditas pangan dari AS. Dia meyakinkan penambahan ini tidak akan mengganggu swasembada pangan nasional.
“Swasembada pangan sama sekali tidak terganggu dengan apa yang direncanakan akan dibeli dari Amerika Serikat,” ujar Airlangga dalam konferensi pers virtual di Washington, Sabtu (19/4/2025).
Menurutnya, produk-produk yang akan dibeli dari Amerika Serikat, seperti gandum, kacang kedelai, maupun susu kedelai, merupakan produk yang biasa diimpor Indonesia untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri.
Produk-produk tersebut, biasanya diimpor tidak hanya dari Amerika Serikat, tetapi juga dari Australia, Ukraina, dan negara-negara lainnya.
“Kami hanya melakukan pengalihan impor bahan baku,” ucapnya.
Gedung Putih pada Kamis (3/4/2025) dalam websitenya menulis Trump mempersoalkan kebijakan TKDN Indonesia di berbagai sektor, perizinan impor yang sulit hingga kebijakan Presiden Prabowo Subianto yang mengharuskan perusahaan sumber daya alam menyimpan pendapatan ekspor di rekening dalam negeri.
“Indonesia menerapkan persyaratan konten lokal di berbagai sektor, rezim perizinan impor yang kompleks, dan mulai tahun ini akan mengharuskan perusahaan sumber daya alam untuk memindahkan semua pendapatan ekspor ke rekening Indonesia untuk transaksi senilai USD 250.000 (Rp4,2 miliar) atau lebih,” ujar Trump.