Cita-cita Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka mendorong perekonomian bisa melaju 8 persen, bukan mustahil. Tapi, bukan pula sesuatu yang gampang.
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menperekraf), Sandiaga Uno mengatakan, target Presiden Terpilih Prabowo Subianto menumbuhkan ekonomi sebesar 8 persen, sangat mungkin terwujud.
Eks politikus Partai Gerindra yang juga pengusaha ini, meyakini, mimpi Prabowo bisa mendorong ekonomi bergerak cepat di level 8 persen, sangat mungkin tercapai. Namun ada syaratnya jika Indonesia berhasil memanfaatkan teknologi terbaru dan menerapkan transformasi digital dengan pesat.
“Terlihat sekali bahwa pemerintahan ke depan akan fokus untuk bertumbuh lebih cepat dan inklusif dan mencapai angka magic number-nya Pak Prabowo ini selalu delapan. Kali ini yang dia akan coba capai adalah pertumbuhan 8 persen,” ujar Sandiaga Jakarta, dikutip Rabu (7/8/2024).
“Saya meyakini bahwa kita semua align, jika kita menggunakan teknologi-teknologi terbaru, 8 persen itu tidak mustahil. Tapi kuncinya kita harus bersatu untuk menggunakan the best practices yang ada di dunia teknologi untuk menopang pertumbuhan dan transformasi Indonesia,” imbuhnya.
Saat ini, kata politikus PPP ini, jumlah penduduk Indonesia terus bertambah hingga mendekati 280 juta jiwa. Atau 80 persen dari total penduduk Asia Tenggara. Jelas ini pasar yang menarik banyak pihak termasuk dari luar negeri.
“Artinya, Indonesia punya potensi ekonomi digital yang luar biasa, bahkan terbesar di Asia Tenggara. Poin inilah yang harus dimaksimalkan,” ungkapnya.
Sedikitnya, kata dia, terdapat 2.600 perusahaan rintisan atau startup di Indonesia. Sehingga, Indonesia menduduki peringkat 6 di dunia, serta pertama di kawasan ASEAN.
Selain itu, Indonesia punya 13 perusahaan rintitsan yang beraset US$1 miliar atau disebut Unicorn. Bilai asetnya setara Rp16 triliun (kurs Rp16.000/US$). Serta memiliki 2 perusahaan rintisan yang beraset US$10 miliar atau disebut decacorn. Nilai asetnya setara Rp160 triliun.
Dia menambahkan total gross merchandise value (GMV) riil pada 2023 mencapai US$82 miliar, atau setara Rp1.325 triliun. Pihaknya juga memprediksi angka ini akan tembus US$109 miliar atau Rp1.744 triliun pada 2025.
“Karena ekonomi digital yang inklusif dan berkelanjutan harus di-power by AI (artificial intelligence). Tentunya tren transformasi ini salah satunya AI,” kata Sandi.