Presiden RI Prabowo Subianto berharap Indonesia bisa menjadi jembatan dari konflik dagang antara China dengan Amerika Serikat (AS). Kedua negara saling menaikkan tarif impor hingga menyebabkan penundaan kebijakan resiprokal di beberapa negara hingga tiga bulan ke depan.
“Tidak, tidak. Kami menghormati semua negara. Kami menganggap China sebagai teman baik kami. Kami juga menganggap AS sebagai teman baik. Kami ingin menjadi jembatan,” kata Prabowo kepada wartawan di Antalya, Turkiye, Jumat (11/4/2025).
Prabowo berharap kedua negara bisa mencapai kesepakatan. Ia pun memastikan Indonesia tetap berada dalam posisi netral. “Saya berharap pada akhirnya, mereka akan mencapai kesepakatan, saya harap,” ujarnya.
Prabowo menyebut konflik AS-China tidak akan membuat Indonesia memutus hubungan dengan Negeri Tirai Bambu tersebut. Dia mengklaim Indonesia memiliki hubungan yang cukup baik dengan China. “Oh tidak mungkin, China sangat dekat dengan Indonesia,” ucapnya.
Sebelumnya, Presiden AS Donald Trump pada Rabu (9/5/2025) waktu setempat mengumumkan penundaan sementara selama 90 hari atas tarif tinggi yang baru saja diberlakukannya terhadap puluhan negara, kecuali untuk China yang justru dinaikkan menjadi 125 persen.
Keputusan mendadak ini langsung mendorong indeks saham utama AS melonjak tajam dan membawa angin segar ke pasar keuangan global yang sempat dilanda kekacauan.
Langkah mundur ini terjadi kurang dari 24 jam setelah tarif tinggi tersebut resmi diberlakukan. Keputusan Trump dilatarbelakangi oleh gejolak pasar yang sangat dramatis –volatilitas paling tajam sejak masa-masa awal pandemi COVID-19.
Triliunan dolar menguap dari bursa saham dunia, sementara lonjakan tiba-tiba pada imbal hasil obligasi pemerintah AS menarik perhatian Gedung Putih.
“Saya melihat tadi malam bahwa orang-orang mulai merasa mual. Pasar obligasi sekarang tampak indah,” kata Trump, seperti dilansir Reuters.