Calon Gubernur (Cagub) Jakarta nomor urut 3, Pramono Anung mengaku akan melanjutkan program peninggalan Anies Baswedan untuk mengantisipasi banjir di Jakarta. Salah satu program Anies yang akan dilanjutkan Pramono adalah sumur resapan yang dinilai efektif menangani banjir.
Pramono mengakui jika pembangunan resapan yang dicanangkan Anies saat menjadi gubernur mendapatkan banyak kritikan khususnya dari DPRD DKI Jakarta. Bahkan kritikan keras selalu disuarakan oleh Fraksi PDI Perjuangan yang merupakan partai Pramono bernaung.
“Saya bukan DPRD DKI, saya calon gubernur tentunya saya melihat apa yang baik apa yang tidak baik. Kalau melihat potret penanganan banjir sebenarnya secara pelan-pelan ini kan sudah menjadi lebih baik yang dilakukan kerja sama pemerintah pusat dan pemerintah provinsi,” kata Pramono di kediamannya, Kemang, Jakarta Selatan, Jumat (27/9/2024).
Pramono mencontohkan program lain yang berhasil mencegah banjir adalah waduk yang dibangun di Sukamahi dan Ciawi Bogor. Waduk ini bisa menahan air dari 13 sungai yang masuk ke Jakarta.
Kemudian, ia menyebut pompa-pompa juga telah dipasang dengan kapasitas besar di Sentiong, Ancol dan Marina juga efektif mencegah banjir di Jakarta.
“Dan kalau kemudian (sumur) resapan itu akan membuat banjir menjadi berkurang kenapa tidak dilakukan,” ujar Pramono.
Pramono menegaskan dirinya akan melakukan segala cara untuk mengatas banjir. Pasalnya sejumlah wilayah seperti di Jakarta Selatan saat ini permukaannya sudah sejajar dengan permukaan air laut.
“Sehingga berbagai cara harus dilakukan dan saya bukan orang yang kemudian ini punya pak Anies Baswedan, ini punya siapa, semua yang baik pasti saya lakukan ya,” kata Pramono.
Sebagai informasi, program sumur resapan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan banyak mendapatkan kritik dari sejumlah pihak saat itu. Pasalnya sumur resapan tersebut dinilai tidak efektif untuk mengatasi banjir. Program itu justru dinilai hanya membuang anggaran.
Pengamat Tata Kota Universitas Trisakti, Nirwono Joga, mengatakan program sumur resapan bukanlah kebijakan asli dari Anies, karena kebijakan itu sudah ada dari gubernur Jakarta sebelumnya.
Menurutnya, pada era kepemimpinan Gubernur Jakarta Sutiyoso tepatnya tahun 2005, kebijakan tersebut sudah dirumuskan. Bahkan Sutiyoso sudah pernah menerbitkan Instruksi Gubernur Nomor 68 Tahun 2005 tentang Pembuatan Sumur Resapan.