Prancis dan Norwegia mengecam Israel karena menyatakan Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres sebagai persona non grata dan melarangnya memasuki Tel Aviv.
“Prancis menyesalkan keputusan Israel yang serius, tidak dapat dibenarkan, dan kontraproduktif untuk menyatakan Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres sebagai persona non grata,” kata Kementerian Luar Negeri Prancis dalam sebuah pernyataan, seperti dikutip Anadolu Agency, Jumat (4/10/2024).
“Kami menegaskan kembali dukungan penuh dan kepercayaan kami kepada Sekretaris Jenderal PBB,” demikian isi pernyataan tersebut.
Prancis juga menegaskan kembali komitmennya terhadap Piagam PBB, hukum internasional, dan pentingnya mematuhi keputusan Dewan Keamanan PBB terkait pemeliharaan perdamaian dan keamanan internasional.
“PBB memainkan peran mendasar dalam stabilitas kawasan,” kata Kemlu Prancis.
Secara terpisah, Perdana Menteri Norwegia Jonas Gahr Store menegaskan dukungannya bagi Guterres dalam menegakkan Piagam PBB serta upaya menjaga perdamaian dan keamanan.
“Saya sangat menentang upaya Israel untuk melemahkan Sekjen PBB dan PBB,” kata Store di platform X.
“Krisis yang kita hadapi, termasuk di Timur Tengah, menuntut PBB yang kuat, dengan dukungan penuh kita semua,” ujarnya.
Sebelumnya, Israel melarang Sekjen PBB memasuki negaranya. Menteri Luar Negeri Israel Katz mengumumkan pelarangan itu pada Kamis (3/10/2024) dalam sebuah pernyataan resmi.
“Saya telah menyatakan Sekjen PBB Antonio Guterres sebagai persona non grata (sosok yang tak diinginkan) di Israel dan melarang dia masuk Israel,” ujar Katz, seperti dikutip Anadolu Agency, Jumat.
Pengumuman Katz itu berdasarkan pernyataan Guterres di platform X yang menegaskan bahwa dirinya mengutuk eskalasi konflik di Timur Tengah. Pernyataan itu dikeluarkan tak lama setelah Iran meluncurkan ratusan rudal ke Israel.
Israel pun tersinggung dengan pernyataan Guterres ini lantaran sang Sekjen PBB itu tidak mengecam langsung Iran.
“Siapa pun yang tidak dapat dengan tegas mengutuk serangan kejam Iran terhadap Israel tidak pantas menginjakkan kaki di tanah Israel. Ini adalah Sekretaris Jenderal anti-Israel yang memberikan dukungan kepada teroris, pemerkosa, dan pembunuh,” kata Katz.
Menlu Israel itu kemudian berusaha membenarkan tindakan Israel dengan menyebut pernyataan Gutteres tak mengecam Iran.
“Guterres gagal mengutuk dengan tegas serangan kriminal Iran terhadap Israel pada hari Selasa. Sebagai akibatnya [dia] tidak layak menginjakkan kaki di tanah Israel,” kata dia, dikutip Politico.
Katz juga berdalih Guterres dan PBB masih belum menyatakan kelompok perlawanan Palestina Hamas sebagai ‘organisasi teroris’.