Hangout

Prediksi Tren Travelling 2022

Berkaca pada pemulihan sektor pariwisata 2021 yang meningkat secara signifikan, prediksi tren travelling 2022 secara optimis akan mengarah ke positif.

Tren travelling 2022 didukung dengan masyarakat yang sudah aware untuk menjaga diri dan sekitarnya, serta masyarakat yang sebagian besar sudah divaksin.

Terjadi juga behavior shifting dimana wisatawan cenderung mencari akomodasi dan fasilitas selama bepergian yang terjamin kebersihannya dengan prinsip CHSE (Clean, Healthy, Safety and Environment Sustainability), walau harus membayar harga yang lebih mahal.

Padahal dulu harga murah adalah hal pertama yang dicari travellers sebelum merencanakan liburan. Selain itu, sekarang wisatawan lebih memilih melakukan road trip (jalur darat). Hal ini dikarenakan berwisata di grup dengan kuantiti yang kecil seperti keluarga atau teman akan lebih nyaman, ketimbang bepergian dalam grup besar.

Terkait objek wisata, pilihannya juga sudah mulai berubah. Dulu masyarakat bepergian ke bioskop, theme park, dan mall. Kini, destinasi alam terbuka dan tempat-tempat yang tidak berkerumun (less crowded) menjadi pilihan utama. Sedangkan bagi Gen Z, hidden gem menjadi salah satu daya tarik untuk berwisata. Mereka cenderung mencari tempat-tempat baru untuk diperkenalkan lewat media sosial.

Sebuah inovasi tentu diharapkan oleh masyarakat lewat platform digital dalam menawarkan objek dan produk wisata. Khususnya bagi masyarakat yang masih belum punya keberanian untuk travelling di masa pandemi serta terkendala biaya untuk bepergian, tetap dapat liburan secara virtual melalui konten-konten di media sosial. Berbagai platform digital dapat menjadi touch point bagi customer untuk melakukan riset tempat wisata, sebelum akhirnya memutuskan untuk pergi berlibur.

Potensi perjalanan dalam negeri

“Kemenparekraf akan terus berfokus pada domestik market di tahun 2022. Kami semakin yakin potensi perjalanan dalam negeri merupakan kekuatan ekonomi nasional Indonesia. Kementerian pun telah membuat banyak program, salah satunya 5 DSP (Lima Destinasi Super Prioritas) meliputi Borobudur, Danau Toba, Labuan Bajo, Likupang, dan Mandalika,” kata Direktur Komunikasi Pemasaran Kemenparekraf, Martini M. Paham (Diah), dikutip dalam Podcast Ngobrol Pegipegi, Jakarta, Sabtu, (25/12/2021).

Masih menurutnya, destinasi wisata seperti desa wisata alam kini juga menjadi pilihan para pelancong untuk berwisata.

“Diluar 5 DSP, ada juga desa wisata yang dicanangkan Kemenparekraf dengan lembaga lain untuk mempromosikan desa-desa yang berpotensi sebagai sumber destinasi wisata alam. Ada banyak pilihan desa wisata yang tersebar di berbagai wilayah Indonesia”, tambah Diah.

Sr. Corporate Communications Manager Pegipegi, Busyra Oryza mengatakan, melihat potensi tren travelling yang bergerak ke arah positif, pihaknya yakin sektor pariwisata semakin bangkit.

“Kami yakin dengan memberikan produk yang sudah terafiliasi dengan Sertifikat CHSE akan membuat pelanggan Pegipegi semakin aman dan nyaman saat bepergian. Itulah yang kami lakukan sekarang, ikut terjun dalam InDOnesia CARE untuk mempromosikan destinasi dalam negeri melalui Wonderful Indonesia,” papar Busyra.

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Mia Umi Kartikawati

Redaktur, traveller, penikmat senja, musik, film, a jurnalist, content creator enthusiast, food lovers, a mom who really love kids. Terus belajar untuk berbagi dan bersyukur dalam jalani hidup agar bisa mendapat berkah.
Back to top button