Presiden dimakzulkan Korea Selatan, Yoon Suk-yeol, dibebaskan dari tahanan pada Sabtu (8/3/2025) menyusul putusan pengadilan, 52 hari setelah ia ditahan atas tuduhan menghasut pemberontakan dalam upayanya yang gagal untuk memberlakukan darurat militer.
Mengutip Yonhap, Yoon dibebaskan dari Pusat Penahanan Seoul di Uiwang, tepat di selatan ibu kota, satu hari setelah Pengadilan Distrik Pusat Seoul mengabulkan permintaannya untuk membatalkan penangkapannya.
Politikus berusia 64 tahun itu dibebaskan tak lama setelah Jaksa Agung Shim Woo-jung menerima putusan pengadilan untuk membebaskan presiden yang diskors tersebut.
“Saya menghargai keberanian dan tekad pengadilan dalam mengoreksi pelanggaran hukum,” kata Yoon kepada tim hukumnya, saat ia meninggalkan pusat tahanan di tengah sorak-sorai para pendukung dan anggota parlemen Partai Kekuatan Rakyat yang berkuasa.
Dengan pembebasannya, Yoon akan dapat diadili tanpa penahanan fisik.
Sebelumnya, pada Jumat (7/3/2025), pengadilan menyetujui permintaan Yoon setelah memastikan bahwa dakwaan terhadapnya pada 26 Januari terkait tuduhan pemberontakan, yang memungkinkan perpanjangan masa penahanan, disampaikan hanya beberapa jam setelah masa penahanan awal berakhir.
Periode penahanan awal selama 10 hari tidak termasuk waktu dokumen dikirim ke pengadilan untuk meninjau apakah perlu mengeluarkan surat perintah penangkapan, sehingga memundurkan batas waktu penahanan Yoon hingga sekitar pukul 09.00 pada tanggal 26 Januari 2025.
Sementara itu, jaksa penuntut mendakwanya sesaat sebelum pukul 19.00 hari itu, pada tanggal yang sama menurut pengadilan.