Peneliti Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC), Saidiman Ahmad menilai wajar jika sebagian publik mempersepsikan pernyataan Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo seakan ada keberpihakan terselubung pada salah satu pasangan capres-cawapres terkait pernyataannya di tahun politik ini soal perlunya melanjutkan estafet kepemimpinan pemerintahan saat ini.
“Itu wajar (penilaian publik) karena saat ini memang aparat menjadi sorotan serius karena presiden tampaknya berpihak pada salah satu paslon,” ujar Saidiman kepada inilah.com saat dihubungi di Jakarta, Jumat (12/1/2024).
Ia menyatakan tentunya pernyataan Kapolri itu bisa ditafsirkan bermacam-macam. Terlebih lagi, salah satu paslon memang terus menggaungkan narasi ‘keberlanjutan’, yaitu paslon nomor urut 2 Prabowo-Gibran.
“Pada dasarnya memang perlu ada estafet kepemimpinan nasional. Kalau pun berbeda visi, tapi pembangunan harus terus berlanjut semakin baik. Secara normatif, kita bisa menafsir pernyataan Kapolri seperti itu,” tuturnya.
Lebih lanjut Saidiman menekankan pihak aparat penegak hukum, khususnya TNI-Polri agar tetap netral dalam Pemilu 2024.
“Namun, kita perlu terus menekan agar seluruh aparat negara benar-benar menjaga komitmen untuk netral,” tegasnya.
Sebelumnya, Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo dalam acara Perayaan Natal Mabes Polri 2023 seperti dilihat dalam YouTube Divisi Humas Polri, Jumat (12/1/2024), menyoroti adanya perbedaan pendapat jelang pelaksanaan Pemilu 2024.
Ia pun sempat menyinggung sosok pemimpin yang dapat melanjutkan estafet kepemimpinan pemerintahan saat ini.
“Yang kita cari adalah pemimpin yang bisa melanjutkan estafet kepemimpinan, bukan karena perbedaan, akhirnya bukan pemimpin yang kita cari, tapi yang kita pelihara perbedaan terus dan kemudian itu kita bawa dalam konflik,” terang Sigit.
Dirinya juga meminta semua pihak, termasuk tokoh lintas agama yang hadir dalam acara tersebut, untuk ikut mendinginkan suasana selama Pemilu 2024.
“Saya titipkan, mumpung di sini yang hadir berbagai macam sodara-saudara dari lintas agama dan ini penting sekali kita sampaikan kepada jemaat kita,” ujarnya.
“Kepada jemaah kita untuk terus bisa menjaga persatuan dan kesatuan di tengah-tengah persatuan pendapat yang ada,” sambungya.
Ia berharap agar terjadinya perbedaan pendapat, tak sampai membuat masyarakat merusak cita-cita Indonesia. “Kita menginginkan siapapun pemimpin yang saat ini kemudian naik, menjadi pasangan calon, tentu lah para pemimpin-pemimpin terbaik,” jelas Sigit.
“Sehingga tentunya perbedaan pendapat yang ada pada saat menentukan dan memilih calon pemimpin nasional tersebut,” pungkasnya.
Leave a Reply
Lihat Komentar