Presiden Macron Tunjuk Michel Barnier Jadi PM Baru Prancis, Tertua dalam Sejarah


Presiden Prancis Emmanuel Macron menunjuk Michel Barnier, mantan negosiator Uni Eropa (EU) dalam proses Brexit atau keluarnya Inggris dari EU, sebagai perdana menteri baru menggantikan Gabriel Attal. Berusia 73 tahun, Barnier menjadi perdana menteri tertua dalam sejarah Prancis.

Mengutip Reuters, Jumat (6/9/2024), penunjukan Barnier terjadi dua bulan setelah Prancis dilanda kekacauan politik imbas pemilihan umum (pemilu) sela.

Barnier merupakan mantan komisioner EU serta menteri luar negeri Prancis. Ia kemudian ditunjuk untuk menjadi penanggung jawab Komisi Uni Eropa untuk hubungan dengan Inggris terkait penyelesaian proses Brexit.

Dalam upacara serah terima jabatannya, Barnier menegaskan bahwa ia hendak merespons tantangan, kemarahan, dan penderitaan rakyat dengan layak.

“[Pemerintahan saya] akan mengatasi tantangan, kemarahan, penderitaan, perasaan terabaikan, ketidakadilan yang mengalir di banyak kota, pinggiran kota dan daerah pedesaan kita, sebanyak yang kami bisa,” kata dia.

Barnier menggantikan Gabriel Attal, perdana menteri Prancis termuda, yang mundur dari jabatan pada Juli lalu.

Barnier mengatakan ia akan mendengarkan seluruh kelompok politik; memajukan perawatan kesehatan, keamanan, dan pekerjaan; serta mengurangi utang negara yang berlebihan sebagai prioritas.

Presiden Macron turut berterima kasih kepada Attal yang bertugas sebagai perdana menteri selama delapan bulan terakhir.

“Attal telah memajukan negara dan berperan menjaga pengaruhnya dalam masa yang penting,” ucap Macron melalui media sosial X.

Sementara itu, penunjukan Barnier sebagai perdana menteri tidak disambut baik politisi sayap kiri yang menegaskan bahwa kepala pemerintahan yang ditunjuk Macron seharusnya mencerminkan kehendak rakyat, demikian dilaporkan France 24, Jumat.

Pasalnya, aliansi sayap kiri Front Populer Baru (NFP) meraih kursi terbanyak dalam pemilu legislatif Prancis pada 7 Juli lalu.

Salah satu partai kiri terkemuka Prancis dan anggota koalisi NFP, Partai Sosialis, menyebut Barnier tak punya legitimasi politis untuk memimpin pemerintahan.

“Partai Sosialis akan menolak penunjukan Michel Barnier dan pemerintahan yang dibentuknya,” demikian dinyatakan partai tersebut melalui X.