News

Pria di Rusia Berbondong-bondong Membekukan Sperma

Warga Rusia khususnya kaum laki-laki saat ini beramai-ramai melakukan pembekuan sperma mereka. Antusias kaum laki-laki di Rusia untuk membekukan sperma karena mereka harus melakukan wajib militer.

Kebijakan wajib militer ini adalah keputusan yang dikeluarkan oleh Presiden Rusia Vladimir Putin dalam menyikapi situasi saat ini. Sebab hingga kini perang dengan Ukraina belum menunjukkan tanda-tanda selesai.

Pemerintah Rusia memberikan hak khsusu kepada seluruh kaum pria yang akan ikut wajib militer, salah satunya mengawetkan sperma mereka secara gratis di cryobank atau bank sperma.

“Sejak perintah mobilisasi militer oleh Presiden Rusia Vladimir Putin keluar, banyak pria dari negara itu mulai melakukan pembekuan atau pengawetan sperma sejak Oktober lalu. Para pria langsung bergegas ke klinik reproduksi sebelum menuju zona perang,” sebagaimana dilaporkan media Inggris Mirror, dikutip Rabu (28/2/2022).

Menurut laporan media tersebut, kebanyak laki-laki yang terkena wajib militer ingin tetap memiliki punya anak. Sebab mereka khawatir tidak akan selamat atau tewas selama bertugas nanti.

“Mereka dilaporkan tetap ingin memiliki anak meski di masa depan telah meninggal di medan perang,” tambah media itu.

Menyitat Reuters seperti dikutip media Rusia, TASS, Presiden Persatuan Pengacara Rusia, Igor Trunov, mengatakan Kementerian Kesehatan Rusia sudah menerima permohonan untuk bantuan dalam program pembekuan sperma ini.

“Kementerian kemungkinan memberi dukungan keuangan anggaran federal untuk konservasi gratis dan penyimpanan spermatozoa untuk warga yang dimobilisasi untuk berpartisipasi dalam operasi militer khusus untuk 2022-2024,” kata Trunov.

“Keluarga juga dapat menggunakan biomaterial yang disimpan secara gratis jika asuransi kesehatan wajib menyatakan mereka dapat melakukannya,” tambahnya.

Sebagai informasi, Putin telah memanggil lebih dari 300.000 kaum laki-laki Rusia untuk mengikuti wajib militer. Langkah ini Putin lakukan untuk mendukung “operasi militer khusus” Rusia di Ukraina sejak September lalu.

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Back to top button