Profil JD Vance, dari Musuh hingga Kini Jadi Cawapres Trump


Senator Ohio JD Vance menjadi sorotan usai ditunjuk menjadi calon wakil presiden untuk mendampingi Donald Trump di Pilpres AS November mendatang.

Vance dan Trump sempat mengalami hubungan naik-turun. Senator berusia 39 tahun itu bahkan pernah menegaskan dirinya anti-Trump.

Partai Republik resmi mengusung Trump bertarung di pemilihan presiden beberapa bulan ke depan. Trump lalu memutuskan untuk memilih Vance menjadi cawapres dia.

“Setelah pertimbangan dan pemikiran cukup panjang, dan mempertimbangkan bakat luar biasa lainnya, saya memutuskan bahwa orang yang paling cocok memangku jabatan Wakil Presiden Amerika Serikat adalah Senator JD Vance dari Negara Bagian Ohio,” kata Trump di situs medsos Truth Social miliknya.

Kehidupan Awal

Vance lahir dengan nama asli James Donald Bowman pada Agustus 1984 di Middletown, Ohio.

Saat menginjak usia 6 tahun, ayah kandungnya menyerahkan Vence ke ayah tiri. Nama dia lalu berubah menjadi James David Vance.

Masa kecil Vance penuh gejolak. Sang ibu kecanduan obat-obatan terlarang dan alkohol, sementara ayahnya pergi meninggalkan mereka. Vance lantas tinggal bersama kakek dan nenek dia di Kentucky hingga remaja.

Setelah lulus sekolah menengah atas, Vance mendaftar ke Korps Marinir AS. Dia juga menempuh pendidikan di Universitas Negeri Ohio dan lulus pada 2009.

Empat tahun setelah itu, dia mengambil prodi hukum di Universitas Yale dan lulus pada 2013.

Yale juga menjadi tempat pertemuan Vance dengan istrinya, Usha Chilukuri. Mereka menikah pada 2014 dan dikaruniai tiga anak, demikian dikutip CBS News.

Merilis Buku

Nama Vance mulai dikenal publik AS usai merilis buku berjudul ‘Hillbilly Elegy’ pada 2016. Buku itu menggambarkan kemiskinan, dan kehidupan di Rust Belt. ‘Hillbilly Elegy’ bahkan menjadi perhatian pers dan jadi terlaris di New York Times.

Perilisan buku Vance adalah tahun saat AS menggelar pemilihan umum Trump vs Hillary Clinton. Saat itu, usungan Partai Republik ini menang.

Buku Vance menjadi semacam panduan untuk memahami orang-orang yang memilih Trump dan menarik perhatian warga Rust Belt. Trump bahkan memuji buku itu dalam unggahan di media sosialnya.

“Buku JD, ‘Hillbilly Elegy,’ menjadi buku terlaris dan film terpopuler, karena buku itu memperjuangkan para pekerja keras laki-laki dan perempuan di negara bagian kita,” ujar Trump.

Hubungan Pasang-Surut Vance dan Trump

Vance sempat mengalami hubungan yang pasang surut dengan Trump. Pada 2016 lalu, Vance mengatakan tak akan mendukung Trump dalam pemilu saat itu.

“Saya adalah orang anti-Trump, saya tak menyukainya,” kata dia pada Oktober 2016.

Vance saat itu menganggap Trump adalah kandidat yang mengerikan. Dia bahkan sempat bergunjing dengan rekannya, apakah Trump seorang bajingan seperti Nixon atau lebih buruk lagi, semacam ‘Hitler Amerika’.

Enam tahun setelah pernyataan itu, Trump justru berperan penting dalam karir politik Vance.

Melalui Trump, dia berhasil masuk kongres dan mewakili Ohio. Vance lalu menjadi pendukung pengusaha real estate itu dan kerap sejalan dengan dia.