Market

Program Strategis, DPR Ingatkan PLN Waspadai Investor China

Anggota Komisi VII DPR dari Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Mulyanto meminta agar PLN cermat dan ekstra hati-hati dalam menjalin kerja sama untuk pengembangan transisi Energi Baru dan Energi Terbarukan (EBET) dengan perusahaan konstruksi China.

“PLN harus lebih berhati-hati memilih mitra kerja untuk menjalankan Program Stategis Nasional (PSN). Jangan sampai, kesalahan memilih vendor, menyebabkan PSN menjadi mangkrak atau membengkak biayanya,” tegas Mulyanto dalam keterangan yang diterima inilah.com di Jakarta, Selasa (23/5/2023).

Ia juga menyinggung mengenai Proyek Kereta Cepat Indonesia-China (KCIC) seharusnya dapat menjadi pembelajaran bagi Indonesia saat akan bekerja sama pada proyek lainnya.

“Harusnya peristiwa yang terjadi di proyek Kereta Cepat Indonesia-China (KCIC) dapat menjadi pelajaran berharga bagi manajemen PLN dalam memilih mitra kerja sama,” ujarnya.

Program Strategis Nasional (PSN) yang melibatkan PLN atalah program Pembangunan Infrastruktur Ketenagalistrikan (PIK). PIK ini diatur dalam Peraturan Presiden tentang Percepatan Pembangunan Infrastruktur Ketenagalistrikan.

“Di proyek itu, Indonesia sangat dirugikan karena harus membayar bunga lebih besar dan waktu pekerjaan yang molor lebih lama. Dari proyek business to business, jadi (terpaksa) melibatkan negara. Ujung-ujungnya Indonesia terjebak utang yang lebih besar,” lanjutnya.

Oleh karena itu, Wakil Ketua DPR Fraksi PKS meminta agar PLN tidak terburu-buru membuat komitmen terkait mega proyek ini. “PLN harus cermat dan profesional dalam bekerja sama dengan perusahaan asing, serta mengutamakan negara yang sudah berpengalaman menjalani program transisi EBET ini,” terang Mulyanto.

Ia pun sempat menyebut bahwa tak seharusnya seluruh PSN dikerjasamakan dengan perusahaan Ccina. “Apa memang sudah ada arahan seperti itu? Indonesia adalah negara berdaulat yang tidak boleh diatur oleh kepentingan asing manapun,” tandasnya.

“Berbagai kerja sama yang dikembangkan harus mengutamakan dan menguntungkan kepentingan nasional,” jelas Mulyanto.

Pada pekan ini, PLN secara resmi menjalin kerja sama dengan China Communications Construction Dreging Co., Ltd (CCCC) untuk membangun dan mengembangkan infrastruktur EBET di Indonesia.

“Kerja sama yang telah terbangun antara PLN dan CCCC diharapkan bisa mempercepat pembangunan pembangkit EBT. Dengan demikian, Indonesia akan semakin mempercepat proses transisi energi,” jelas Direktur Utama (Dirut) PLN, Darmawan Prasodjo dalam keterangan resminya, Minggu (21/5/2023).

Ia berharap dengan menggandeng CCCC dalam proyek ini dapat mempercepat proses transisi energi dari energi fosil ke EBT dengan tujuan mencapai target net zero emission (NZE) di tahun 2060 mendatang.

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Back to top button