News

Proyeknya Molor Terus, Kereta Cepat China Lintasannya Rawan Longsor

Analis ekonomi Pergerakan Kedaulatan Rakyat (PKR) Gede Sandra meyakini, biaya proyek kereta cepat China bakal bengkak lagi. Celakanya lagi, lokasi proyek rawan longsor.

“Ya pasti bengkak lagi anggaran pembangunannya. Ini sudah mundur dua kali kalau saya enggak salah. Dan saya baca, ada rute yang dilewati kereta cepat China rawan longsor,” papar Gede, Rabu (19/1/2022).

Kata dia, mundurnya proyek kereta cepat yang harusnya rampung tahun ini, bergeser ke 2023, dipicu struktur tanah lapuk di terowongan atau tunel 2. “Yang saya baca di media, struktur tanah Tunnel 2 di Purwakarta, adalah sejenis lumpur dan lapuk. Sehingga setiap digali, tanahnya longsor. Membuktikan bahwa proyek ini tanpa studi kelayakan yang mumpuni. Perencanaannya asal-asalan. Jelas akan bengkak biayanya,” ungkap Gede.

Sebelumnya, Presiden Direktur PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC), Dwiyana Slamet Riyadi, mengklaim, progress proyek kereta cepat Jakarta-Bandung pada pertemuan G20 yang digelar Oktober 2022, mencapai 93 persen. Meleset dari target awal sebesar 95 persen.

“Kalau seperti ini kami usulkan untuk showcase di G20 meeting kita lakukan dynamic test dari Tegalluar ke Padalarang dengan kereta ukur dan dengan kecepatan tertentu,” ujar Dwiyana saat presentasi di depan Presiden Joko Widodo (Jokowi), Senin (17/1/2022).

Dwiyana mengatakan, uji dinamis yang dimaksud adalah kereta api beroperasi dari satu stasiun ke stasiun lain. Perjalanan ini menguji seluruh sarana dan prasarana kereta cepat China. “Jadi integrasi sistem kita coba dengan kereta ukur,” ujarnya.

Terkait pendanaan, Dwiyana mengatakan, PT Pilar Sinergi BUMN Indonesia atau konsorsium BUMN, telah menyetor modal ke KCIC pada akhir 2021. Dengan demikian pembayaran ke kontraktor dapat dilakukan.

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Iwan Purwantono

Mati dengan kenangan, bukan mimpi
Back to top button