Market

PT Jhonlin Agro Raya, Perusahaan Publik Milik Haji Isam Masih Konsisten Cetak Laba

Tanggal 2 Agustus 2022, sekitar delapan bulan silam, bisa jadi menjadi momentum terus bertumbuhnya PT Jhonlin Agro Raya Tbk. Hari itu, Jhonlin resmi melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) dengan kode saham JARR.

Perseroan menyelesaikan masa penawaran umum perdana dan meraih dana sebanyak Rp366,8 miliar dari penawaran umum perdana (IPO-Initial Public Offering). JARR merupakan emiten yang bergerak di bidang perkebunan dan pemrosesan kelapa sawit.

Hasil IPO, setelah dikurangi dengan biaya-biaya emisi, sekitar 21 persen akan digunakan untuk pembayaran sebagian biaya pembangunan proyek pabrik kelapa sawit. Penggunaan dana ini dikategorikan sebagai capital expenditure (capex).

Sekitar 79 persen akan digunakan JARR untuk modal kerja, yaitu untuk pembeli CPO dan bahan baku lainnya. Penggunaan dana ini dikategorikan sebagai operating expenditure (OPEX).

Dalam perjalanannya, pergerakan saham JARR cukup menjanjikan. Saham JARR resmi ditransaksikan di pasar sekunder pada 4 Agustu 2022. Dalam debutnya harga saham JARR melesat dan menyentuh ARA (Auto Reject Atas).

Setelah resmi listing, harga saham JARR mengalami ARA berjilid-jilid. Sejak pekan pertama IPO, saham JARR terpantau sudah 3 kali ARA.

JARR melakukan IPO dengan melepas 1,22 miliar saham baru atau setara dengan 15,29% dari modal ditempatkan dan disetor di harga Rp300 per unit.

Dari aksi korporasi berupa IPO itu, dana segar yang diperoleh perusahaan mencapai Rp366,8 miliar. Valuasi JARR berdasarkan harga IPO berada di Rp2,4 triliun.

Dengan apresiasi 4 kali beruntun, nilai kapitalisasi pasar JARR telah terbang 130 persen. Nilai kapitalisasi pasar JARR pada Agustus 2022 lalu berada di Rp5,5 triliun atau naik lebih dari 2 kali valuasi saat IPO.

Kini per akhir April 2023 lalu, saham JARR menunjukkan kinerja yang kurang moncer. Menurut data Bursa Efek Indonesia (BEI), harga saham JARR diperdagangkan di angka Rp224 per saham, dibandingkan Rp300 per saham saat penawaran perdana (IPO)

Kinerja Korporasi

Untuk diketahui, JARR adalah salah satu unit usaha PT Jhonlin Group yang berkantor pusat di Tanah Bumbu, Kalimantan Selatan (Kalsel). Jhonlin Group merupakan milik pengusaha Samsudin Andi Arsyad alias Haji Isam.

Dalam prospektus JARR ditegaskan pula bahwa pihak yang bertindak sebagai pemilik manfaat akhir (ultimate beneficial owner) perseroan adalah Haji Isam. Selain itu, komisaris utama (komut) Jhonlin Agro Raya adalah Jhony Saputra, berusia 21 tahun, yang mana merupakan anak dari Haji Isam.

Mengutip dari laman resmi perseroan, Jhonlin Agro Raya merupakan perusahaan yang bergerak di bidang perkebunan dan pengolahan minyak kelapa sawit terpadu. Perusahaan ini didirikan berdasarkan akta pendirian perusahaan nomor 28 tanggal 30 April 2014.

Perusahaan ini berfokus pada kegiatan bidang usaha perkebunan kelapa sawit yang menghasilkan tandan buah segar (TBS) dan pengolahan serta produksi biodiesel. Adapun kegiatan operasional perusahaan ini dimulai pada tahun 2019.

Pabrik Jhonlin - inilah.com
Pabrik biodiesel milik PT Jhonlin Agro Raya di Tanah Bumbu, Kalimantan Selatan. (Foto: Dokumentasi JARR)

Jhonlin Agro Raya memiliki lahan perkebunan kelapa sawit seluas 17 ribu hektar yang menghasilkan TBS. Selain itu, perseroan juga memiliki pabrik biodiesel berkapasitas 1.500 ton per hari yang berlokasi di Batulicin, Kecamatan Tanah Bambu, Kalimantan Selatan yang dibangun sejak 2019.

Meski demikian pabrik ini baru beroperasi sejak 21 September 2021 dan diresmikan oleh Presiden Jokowi pada 21 Oktober 2021.

Jhonlin Agro Raya melakukan pengapalan perdana produk utamanya yakni FAME (Fatty Acid Methyl Ester) pada September 2021 dengan mengirimkan  4.999,311 kilo liter ke Pertamina Wayame.

Laporan Keterbukaan Informasi yang dikutip Rabu (26/4/2023) menunjukan, selama kuartal pertama 2023, JARR meraup laba bersih Rp21,38 miliar dengan penjualan perseroan senilai Rp1,05 triliun. JAAR masih mampu mencatatkan laba di tengah bayang bayang merosotnya harga CPO.

Berdasarkan produknya, penjualan fatty acid methyl ester (FAME) tercatat Rp896,09 miliar, produk palm fatty acid distillate (PFAD) tercatat Rp88,86 miliar, serta penjualan tandan buah segar (TBS) tercatat sebesar Rp35,61 miliar.

Kemudian, penjualan produk crude glycerine tercatat sebesar Rp20,13 miliar, produk fatty matter mencatatkan penjualan sebesar Rp7,67 miliar dan penjualan minyak goreng tercatat sebesar Rp3,80 miliar.

Dari sisi pengeluaran, beban pokok penjualan tercatat sebesar Rp981,97 miliar. Beban umum dan administrasi tercatat sebesar Rp28,84 miliar, dan beban keuangan sebesar Rp10,81 miliar.

Hingga akhir Maret 2023, total nilai aset perseroan tercatat Rp2,98 triliun. Angka ini sedikit menurun dibanding posisi akhir tahun 2022 sebesar Rp3 triliun. Liabilitas perseroan tercatat sebesar Rp1,81 triliun dan ekuitas sebesar Rp1,17 triliun.

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Back to top button